wilujeng tepang deui

Pun, sapun kula jurungkeun
Mukakeun turub mandepun
Nyampeur nu dihandeuleumkeun
Teundeun poho nu baréto
Nu mangkuk di saung butut
Ukireun dina lalangit
Tataheun di jero iga!

Interaksi Tuhan, Alam & Manusia


Tuhan menciptakan alam semesta ini bukanlah tanpa tujuan. Ia hendak merealisasikan tujuan-Nya itu lewat ciptaan-Nya dan misi-Nya. Tujaunnya adalah kebaikan. Keterkaitan manusia dengan lingkungan adalah hal yang tidak dapat ditampikan. Lingkungan dan manusia melakukan hubungan timbal balik yang mana membuat interaksi antar keduanya menjadi saling tergantung, mempengaruhi dan saling bersinggungan.


Alam dengan segala fenomenanya sebenarnya telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan sunnatullah (hukum alam) yang ada. Alam dengan segala potensinya diciptakan oleh Sang Khalik untuk mendukung keberadaan manusia sebagai khalifah di bumi ini. Karena itu, sebagai pendukung eksistensi manusia, alam tak pernah punya potensi sebagai perusak apalagi sebagai penghancur bagi kehidupan. Sebagai pendukung kehidupan manusia, sejatinya alam hanya menghasilkan dan memberikan manfaat bagi manusia.


Pola Interaksi manusia dengan lingkunganya tergantung pada etika lingkungan apa yang ia pakai, bagaimana kesadaran ekologisnya serta bagaimana pengetahuan yang ia miliki keterkaitannya dengan lingkungan. Pengetahuan manusia lah yang mempengaruhi etika lingkungan dan kesadraan ekologis nya. Karena pengetahuan manusia merupakan sebuah konstruk sosial, dimana dengan dan lewat pengetahuan berbagai hal bisa dipengaruhi dan mempengaruhi, termasuk dalam hal ini berkaitan dengan lingkungan.


Tahap pemikiran manusia menjadi tiga yaitu teologis, metafisik dan positivis, dari pembagian ini memperlihatkan keterkaitan antara pengetahuan manusia dengan interaksi manusia tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Dalam tahap teologis manusia mempercayai suatu kejadian dengan mengaitkannya pada hal-hal yang bersifat supranatural atau gaib atau mistis, manusia meyakini bahwa segala kejadian dimuka bumi adalah akibat dari adanya keberadaan Tuhan, Dewa, serta hal-hal mistis lain. Sedangkan dalam tahap metafisik perkembangan akal budi manusia sudah mulai terlihat walau belum maksimal, kejadian di bumi dianggap sebagai sebab dari adanya hukum-hukum alam. Pemikiran manusia pada tahap teologis dan metafisik ini membawa manusia menjadi tunduk pada alam (lingkungan), manusia menganggap dirinya sebagai makhluk yang pasif dan harus tunduk pada hukum-hukum alam yang berlaku.


Tahap ketiga dalam perkembangan pemikiran manusia yaitu positivis merupakan tahap tertinggi dari pemikiran manusia, dimana manusia telah menggunakan dan mempercayai akal pikirannya sendiri. Sehingga sesuatu hanya akan dianggap benar jika telah dibuktikan oleh panca indra dan telah di lakukan pengujian atau penelitian. Tahap ketiga ini bisa dianalogikan dengan karakteristik masyarakat kota (modern). Masyarakat kota adalah masyarakat yang melakukan interaksi dengan lingkungan yang ia buat sendiri, seperti lingkungan ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Lingkungan-lingkungan buatan seperti itulah yang menjadi tempat manusia hidup dan melakukan interaksi. Lingkungan buatan tersebut menuntut manusia untuk patuh pada aturan yang dibuat sendiri, seperti aturan hukum, aturan tata kota, serta aturan-aturan lain sebagai warga negara. Aturan atau hukum buatan tentunya berbeda secara sifat dari hukum alam.


Kekayaan agama/ajaran akan kearifan (etika) lingkungan, pada satu sisi memang dapat mendorong pemeluknya untuk senantiasa setia dalam melestarikan alam dan lingkungan, karena hal itu dipandang sebagai tuntutan agama yang sifatnya suci. Namun pada saat yang bersamaan, ia sama sekali tidak akan bernilai praksis jika pesan-pesan ekologis agama ini tidak segera diwujudkan dalam bentuk pendidikan agama yang ramah lingkungan atau pendidikan lingkungan yang berbasis agama. Dalam hal ini, pendidikan (agama) dan kesadaran lingkungan memiliki kaitan yang cukup erat dalam rangka turut memberi solusi bagi krisis lingkungan selama ini. Jika pendidikan berkait dengan fungsi intelektualnya (tafakkur), maka agama berkait dengan fungsi kesadaran etisnya (tadabbur).

Agama/ajaran saat ini telah benar-benar menjadi satu-satunya tumpuan harapan yang patut dipertimbangkan dalam mengatasi krisis lingkungan hidup, karena ilmu-pengetahuan dan tekhnologi yang semula menjanjikan dapat mengangkat kedudukan alam dan manusia dalam posisinya yang bermartabat, malah kini menjadi faktor dominan dalam serangkaian krisis lingkungan. Melalui penggunaan ilmu pengetahuan yang intensif, manusia telah mengembangkan kekuatan dahsyat yang menggiring kehidupan kedalam pusaran bencana. Tingkat dominasi manusia terhadap alam dan kemampuan mereka mengubah lingkungannya telah membawa konsekwensi yang tidak ringan pada keberlanjutan kehidupan dimasa mendatang.

Agama/ajaran, khususnya di Indonesia, mendapat tempat yang sangat dominan dalam sistem kesadaran manusia. Manusia–menurut beberapa peneliti–adalah makhluk agama (Homo Religius) yang senantiasa membutuhkan terhadap sesuatu yang transenden. Karenanya, banyak tindakan-tindakan manusia baik yang baik maupun yang buruk, sedikit banyak, ditentukan oleh pandangannya terhadap agama yang dianutnya. Jika pandangan hidup yang didasarkan pada norma-norma agama ini di warnai dengan pesan-pesan kearifan ekologis dari agama, bukan tidak mustahil manusia selaku pemeluk dari agama tersebut akan berusaha menghargai alam sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Sehingga dalam hal ini, kewajiban melestarikan alam, sama kuatnya dengan sejumlah kewajiban lainnya dalam agama, dan pengabaian kewajiban ini sama berdosanya dengan pengabaian kewajiban yang lainnya dalam agama.


Pendefisian sistem kehidupan tergantung atas persepsi sistem kehidupan seseorang. Kalau seseorang didefinisikan bahwa kehidupan kita dimulai dari kita lahir sampai kita mati, tidak ada alam akhirat baik surga maupun neraka, maka cukuplah tujuan hidup itu untuk dapat makan, sandang dan rumah yang cukup dan hiburan. Tentu ini akan sangat berbeda, kalau kita definisikan bahwa dalam kehidupan kita ada alam akhirat,maka tujuan hidup ialah untuk mengabdi kepda-NYA. Yang artinya melaksanakan perintah-perintah Sang Pencipta dalam bentuk melakukan kewajiban-kewajiban dan menjauhi larangan-larangan-NYA., yang semuanya menuju ke Ridho Nya yang penuh cinta.
Dalam wacana kosmologi kontemporer, sebenarnya telah ditemukan apa yang dikenal sebagai prinsip antroposis, yang bisa ditafsirkan sebagai afirmasi terhadap adanya tujuan yang terencana dari penciptaan alam ini yakni dihasilkannya kehidupan dengan puncaknya adalah manusia.menurut prinsip ini alam mengikuti alur perkembangannya, yang “ditata dengan halus” sehingga dapat menghasilkan alam semesta yang begitu indah.



Jangjawokan bagian kehidupan budaya masyarakat Jawa Barat


Jangjawokan atau ucapan tegas adalah sejenis Afirmasi /mantra yang ada dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, jangjawokan merupakan bagian dari mantra sama dengan jampe, asihan, singular, rajah dan aji / ajian. Tentunya sebagai mantra jangjawokan ada yang bersifat baik dan buruk tergantung fungsi dan peruntukannya, mantra menurut saya diambil dari dalam beberapa naskah kuno bisa dikatakan sebagai doa, doa memohon pada yang dimaksud namun memang perbedaan jelas ada pada jangjawokan dan doa yang kita kenal selama ini.

Jangjawokan kebanyakan adalah perkataan permohonan kepada para ciptaan Sang Kuasa bukan langsung kepada Sang Kuasa, Jangjawokan memohon pada sesuatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu binatang, benda, sifat, alam atau apapun yang dimiliki oleh “sesuatu” itu contohnya

aji mega aji halimun !
jar ngaing deuk meta
jar ulah deuk teu rasa
jar kudu deuk ngerta
aji na awak suka rosa
Suka rosa ka ngaing
dat nu katincak cai
ngaing nya nu duwanana

Seperti jangjawokan diatas yang meminta pada Angin / Awan dan kabut merupakan jangjawokan untuk berjalan secepat kilat dan tak terlihat yang orang kenal dengan Ajian Napak Sancang dimana dalam Jangjawokan tersebut memohon pada ciptaan Sanghyang Tunggal langsung.

Inilah perbedaan yang sangat mendasar pada lelaku masyarakat Sunda dahulu bahwa mereka meminta pada ciptaan Yang Maha Kuasa bukan berarti menampikan Yang Maha Kuasa dan ‘menTuhankan” ciptaan Yang Maha Kuasa tetapai lebih merupakan penghormatan atau penyampaian bahawa semua mahluk ciptaan Sang Maha Kuasa adalah sama kedudukannya oleh karena itu mereka harus menghormati dan menganggap bahwa semua itu memiliki “kekuatan” atau “fungsi” masing masing dan dari fungsi inilah Jangjawokan itu meminta.

Namun pada kelanjutannya jangjawokan atau sejenisnya banyak disebutkan atau dianggap sebagai perbuatan syirik, bid’ah atau sesat dll, padahal jika kita perhatikan dan salami arti dari jangjawokan itu sendiri banyak pesan atau sesuatu yang sangat baik terdapat di dalamnya seperti jangjawokan pada saat melahirkan seperti

Utun, Inji, mangka ati-ati !
Ceuli ulah sok sadenge-dengena ari lain dengeeunana,
Panon ulah sok satenjo-tenjona, ari lain tenjoeunana,
Sungut ulah saomomg-omongna, ari lain omongkeunana,
Suku ulah satincak-tincakna, ari lain tingcakeunana,
Leungeun ulah sacokot-cokotna lamun lain cokoteunana.
Irung ulah sok saambeu-ambeuna ari lain ambeueuna

Jangjawokan tersebut sering disebutkan dikatakan oleh seorang paraji (dukun bayi) / bidan kampung saat bayi lahir arti dari jangjawokan di atas adalah:

“Utun, Inji, berhati-hatilah! Telinga jangan mendengar sesuatu yang tidak boleh didengar. Mata jangan melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat. Mulut jangan berbicara sesuatu yang tidak boleh dibicarakan. Kaki jangan menginjak sesuatu yang tidak boleh diinjak. Tangan jangan mengambil sesuatu yang tidak boleh diambil. Hidung jangan mencium sesuatu yang tidak boleh dicium.”

Dari jangjawokan diatas kita dapat tahu suatu nilai yang luhur yang sangat baik maksudnya untuk si bayi tersebut, tidak ada sesuatu yang buruk yang terkandung di jangjawokan tersebut namun sungguh sayang banyak orang orang menganggap sesuatu yang buruk pada jangjawokan padahal mereka bahkan tidak tahu apa yang terkandung didalamnya.

Jangjawokan digunakan di hampir setiap prilaku kehidupan masyarakat Jawa Barat, seperti pada saat menanam padi sampai memanen dan memasukan padi ke dalam lumbung bahkan pada saat padi ditutu sampai dimasak kesemuanya ada jangjawokan yang mengiringi tindakan tindakan itu. Dari sini kita bias tahu bahwa masyarakat Jawa Barat sangat berhati hati atau sangat menghargai apapun itu hingga semua prilaku tersebut diiringi oleh jangjawokan, hal ini bukankah sama dengan bedoa yang dilakukan oleh orang orang lain ?

Pada perkembangannya Jangjawokan atau sejenisnya di kalangan kehidupan masyarakat Sunda banyak mengalami perubahan dengan penambahan atau pergantian kalimat kalimat yang berunsur Islam, terdapat perbedaan yang sangat mendasar bahkan terkadang menjadi hilang makna nya karena salah pengartian, namun biasanya jangjawokan seperti ini sudah tidak lagi dipakai atau fungsi dan makna nya sudah tidak lagi ada dalam jangjawokan itu. Namun ada juga yang artinya sama dengan jangjawokan asalnya seperti

Siriwi kula siratin
Mina aji kurawul pais awak
Papag papupang-pulang
Cunduk nyungcung datang rahayu
Anu runtuh sira nu gempur
Nu ngadek sira nu paeh
Nu nyimbeuh sira nu baseuh
Nu nyundut sira nu tutung
Nya aing Ceda Wisesa
Panca buana di buana panca tengah
Tiis ti peuting ngeunah ti beurang
Ngeunah ku nu Rumuhung ---- diganti Allah Taala
Ahung ----- diganti Ya Allah hurip waras

Saat ini jangjawokan masih digunakan di sebagian umum masyarakat Sunda dan khususnya Masyarakat adat Sunda. Jangjawokan yang meerupakan urutan kata seperti puisi atau lantunan nada adalah sebuat “Ilmu Alam” yang sangat tinggi fungsi dan hasilnya, Jangjawokan dilakukan tentunya harus dengan sebuat kekuatan hati dan keyakinan hati bahwa apa yang akan kita lakukan akan terwujud disamping kita harus tau makna dan arti Jangjawokan itu tentunya ada beberapa yang sangat sacral harus dilakukan suatu ritual dahulu untuk menguasai jangjawokan itu namun banyak pula yang hanya dikatakan secara spontan saja tanpa harus melakukan prilaku ritual apapun.


Dalam perkembangannya dijaman modern ini, jangjawokan (afirmasi) masih bisa digunakan, hanya saja "ketidak yakinan" penerus dari leluhurnya yang telah kurang mempercayainya bahkan tidak mempercayainya, karena beberapa hal/faktor sebagai penyebabnya. padahal jangjawokan adalah sarana untuk membangun diri kita untuk berinteraksi (membangun keyakinan) dengan Tuhan, diri sendiri dan Alam-nya.

so, pilih & pakailah jangjawokan yang telah ada, atau
buat sendiri afirmasi positip dari sekarang !
 _/\_

Hung,,, Ahuung,,,.
Rahayu Suasti Astu Nirmala Seda Malilang
Tabe Pun !!

dicutata tina seratan http://www.facebook.com/notes/boedak-satepak/interaksi-afirmasi-jangjawokan-masyarakat-jawa-barat/10150560785135250
baca salajengna..

SARE & MEDITASI


SARE nyaeta kondisi MEDITASI dina kaayaan "teu sadar", MEDITASI nyaeta kaayaan SARE dina kaayaan SADAR.

 MEDITASI ngahasilkeun energi anu loba tibatan SARE.

 Dina ratusan panalitian ngenaan meditasi nyaeta aya bahasan anu kacida hadena tina bagean 4 (opat) hormon anu aya dina awak anu ngilu andil dina kecerdasan intuitif jeung kecerdasa spiritual, Nyaeta hormon Melatonin, Pinolin, Hormon 5-Meo-DMT, Dimethyltryptamin (DMT).

 Melatonin dihasilkeunn ku kelenjar PINEAL dimana urang aya ditempat anu poek. Hormon Melatonin ieu diproduksina peuting, jeung lamun urang sare dina kaayaan lampu anu poek/dipareuman bakal ngabantu nglancarkeun peroduksi ieu ormon (melatonin), sebalikna lamun urang urang sare dina kaayaan lampu hurung (aya cahaya), produksi melatonin henteu lancar anu mengakibatkeun hudang isukna kaayaan awak anu teu seger.

 salain eta, produksi melatonin oge bisa dihasilkeun kucara meditasi nutup panon jeung aya ditempat anu poek.

 Produksi melatonin maksimal dihasilkeun ngan nepikeun antara 2-5 miligram sapoena, jeung hormon melatonin ieu anu ngatur “jam biologis“ manusa dimana bisa nyaring jeung tunduh dina waktuna, oge ieu hormon melatonin teh manfaatna pikeun ngembangkeu kesadaran spiritual,,,,

nganyahokeun cara meditasi dinu poek, dimana 3 (tilu) poe mediasi kadar melatonin jadi naek antara 15-20 mg dina getih, ngajadikeun kalenjar pineal ngaekskresikeun melatonin jeung mimiti ngahasilkeun hormon pinolin anu sifatna superkonduktor jeung ningkatkeun replika sel2 awak (mitosi), interkalasi jeung mlekul2 DNA. Ieu hormon biasana aya di awewe anu keur kakandungan, ngimpi, jeung dina pangalaman saacan paeh (near death exerience/NDE).

Hormon Pinolin ieu anu ngarangsang kajadian ningali ku "mata bathin" jeng kapekaan rasa. Lamun euweuh ieu hormon jeung kadarna teu loba, ulah ngarpkeun aya kajadian meta fisik(a). jelema anu ngabogaa bakat alami dina seukeutna intuisi (pangingal, pengdangu jeung rasa bathin) bisa dipastikeun djero awakna sacara alami ngabogaan kadar ieu hormon (pinolin) anu loba,,, sabab pinolin ngabogaan peran anu aktif dia decoding DNA anu mawa "memori klektif" ti luluhurna. Kusabab eta manehna bisa manggiha infoh anu nyumput, anu disinyalkeun ku otak katuhu dina bentuk cahaya, swara, kanyaho jeung realisasi visual.
Bisa disebut oge lamun pinolin ieu anu muka panto nuju "alam kasadaran" (super kasadaran), anu ngakibatkeun manusa bisa ngakses infoh anu disimpen di alam, jadi dina maca "tapak lacak memori" anu napel dina hiji pusaka atawa barang lain hiji hil anu mustahal, sabab partikel kesang hiji jalma masih napel dina eta barang. Hal ieu sasuai jeung hukum kakekalan zat anu ngajadikeun barang2 eta nyimpen sabagean memori anu bogana.

dimana sanggeus meditasi salila 6-8 poe teu eureun2, ea kelenjar pineal teh bakal ngahasilkeun hormon 5-Meo-DMT, dimana eta hormone ngabogaan sifat ngadatangkeun cahaya (luminescens) jeung ngaluarkeun cahaya (fosforenscens) anu disalurkeun ka korteks mata jeung eta anu ngalakukeun smedi/meditasi teh bakal ningali sinar anu kacida caangna dina "sirah"na.

*ref panalitian babarengan anu dilakukeun ku: Kai Eduard P.A Van Wijka (International Institute of Biophysics, Neuss, Jerman), Kai J.Ackermanc (Universitas Utrecht, Belanda), Kai Roeland Van Wijka (Cottage Hospital, Ambu Santa Barbara, California, USA).

Nunjukeun yen meditasi ngahasilkeun emisi foton ultra lemah (Ultra Weak Photon Emission), sedengkeun foton sorangan nyaeta partikel elementer dina fenomena elektromagnetik.
Anu sok meditasi bakal ngaluarkeun emisi foton tina awakna, tapi eta ngan bias ditingali kunu ngabogaan “mata katilu” (lamun urutan dina cakra mah, urutan anu ka 6/ indra ka 6). Komo di barudak anu masih umur dihandapeun 7 taun, sabab fungsi kelenjar pinealna masih normal. Eta bolon bakal nutup beungeutna jeung nyarita “kacida serabna” jiga ningali sinar panon poe anu caang.

Hormon 5-Meo-DMT interkalasina jeung RNA (ribonucleic acid), gambaran anus sok meditasi eta terus bisa ningali “visualisasi halo” atawa ”mata katilu”, saperti paham pikiran2 pra bahasa (bahasa
telepati) dina diri batur.
Kusabab eta manusa anu geus nyampe kana tingkatan/kondisi ieu bisa nyaho kana kaayaan psikologis batur najan taya ibar tianggalna (weruh sadurung winara).
bihari sateuacan aya lampu jiga ayeuna eta hormon2 teh kaproduksi ku anjeun,,, teras deui ngondisikeun sila sinuku tunggal/muja smedi di luhur gunung dimana eta gunung teh pusat turunna energi kosmik. Numawi anu teu gaduheun gunung mah nyarieun replikana anu disebat piramid tea

dina poe ka 9-12 ngajalankeun laku meditasi ditempat anu poek mongkleng atawa di jero guha, kadar hormone DMT bisa nepikeun ka 25 mg anu aya dijero getih, laju kabuka weh naon anu disebut “mata katilu” (the third eye/ indra ka 6), anu posisina pas ditukangeun tarang (cakra ajna).

Manusa anu geus nepi kana tingkatan/kondisi ieu, sacara subjektif tina pangalaman nyata, jeun energi awakna bisa ngalayang kaluar nepika ngalewihan dimensi ruang jeung waktu.

Pun paralun anu kasuhun,
nu mawi KARUHUN-KARUHUN urang tiasa ngandika anu ditulis dina daun, batu, kai sareng sajabana, nguningakeun naon anu bakal kajadian dina waktos kapengker, ayeuna sareng kapayuna, oge ngarahkeun laku saWARGAna dimana kedah tiasa akur jeung dulur satangtung, dulur sakasur, dulur sadapur, miwah dulur sasumur oge salembur tug dugika sakuliah dunya anu diampaan ku wening tur jembar manah dina beungkeutan silih asah, silih asih, silih asuh, silih wangikeun.


 posisi diuk bari sila dina muja smedi, dimana tulang tonggong ajeg bakal ngalancarkeun Neurotransmiter (salian 4 hormon anu tos dipedar).
Ari gawena Neurotransmiter teh pikeun ngirim pesen dijero sistem saraf, sabab eta hormon henteu ngan ukur aya dina otak hungkul tapi aya oge dina saraf tulan tonggong jeung sababaraha klenjar . ku ayana ieu hormon bakal aya efek anu ditimbulkeun dina jaringan saraf. zat ieu bisa mangaruhan suasana pikiran, ingetan, jeung
kasajahteraan. Sifat dasar tina efek anu dihasilkeun gumantung kana tingkat neurotransmitter, tempat, jeung jenis reseptor anu diiketna,,


tabe pun,


# nuhun kana seratan kang entjep borneo


 Rahayu _/\_
baca salajengna..

Catatan leutik, ngeunaan Prabu Siliwangi: (Dok.Salakanagara)




Jenengan nuju alit: Pamanahrasa, saparantos jadi prabu anom robih jadi Jayadewata.

Jayadewata, teh incu munggaran Prabu Wastukancana (Prabu Wangisuta). Jayadewata diistrenan jadi raja 2 kali. ngawitan ku Prabu Dewa Niskala, jadi raja GALUH, kadua ku Prabu Susuk Tunggal (mertua) jadi Raja Pajajaran, dengan gelar SRI BADUGA MAHARAJA SRI SANGRATU DEWATAPRANA.Dua karajaan dihijikeun, sapertos ku Wastukancana Gelar Siliwangi kaceluk ku rahayat GALUH. pedah sikep tur perilakuna sarimbag sareng Prabu Wangi (Eyang buyutna nya eta Prabu Maharaja,nu gugur di BUbat, nya kitu seueur sarimbag sareng sikep Prabu Wastukancana/Prabu Wangisuta, (eyangna) nu leuwih condong merhatikeun rahayat, tur teu mikaresep kamewahan dunya.. Eta sababna dian
ggap sarua jeung Prabu Wangi, Dijadikeun pangganti Prabu Wangi, disebut we SILIHWANGI/ SILIWANGI.

Istri munggaran Siliwangi, NYI RAMBUT KASIH, putri Ki Gedeng Sindangkasih(Pamanna), teu gaduh putra. Ti istri kadua, NYI SUBANGLARANG putri pamanna keneh, Ki Gedeng Tapa). Subanglarang tos Islam, alumnus pesantren SYEH QUROO di Karawang.. Istri katilu, adi Prabu Amuk Murugul (putra Ptabu Susuk Tunggal), NYAI KENTRING MANIK MAYANG SUNDA gaduh putra SURAWISESA(putra mahkota,engkena jadi raja Pajajaran. ti Nyai Subanglarang, kagungan putra, WALANGSUNGSANG (ngadegkeun karajaan Islam Cirebon), RARASANTANG, jeung JAKASENGARA.tiluanana ISLAM.

NB: Mun aya putra Siliwangi nu jenengan KEAN SANTANG, ti istri nu mana? SAHA IBU KEAN SANTANG? Komo disebut PRABU KEAN SANTANG, dimana jadi rajanya? (Prabu=raja nu maotna diduruk, tina per-abu-an)

Istri kaopat,ti Pajajaran keneh, NYAI EMAS LENGGANG PAKUAN, Siliwangi, kagungan putra saurang (SUNAN BURUNGBAOK) diangkat jadi raja daerah di karajaan Panjalu.. PRABU SILIWANGI palastra tahun 1521 M. Sabada dikubur 12 tahun, dibongkar, diduruk tulang ragana ( panghormatan ka Raja Utama), lebu janazahna disimpen di KABUYUTAN RANCAMAYA, kuloneun puseur dayeuh Pakuan. 58 tahun ti harita, basa Pajajaran dirajaan ku Prabu Sedah, karajaan Pajajaran diancurkeun ku tentara Islam gabungan Cirebon, Banten jeung Demak.(jadi, bohong Siliwangi di Islamkeun,da asupna Islam ka Pajajaran sabada Siliwangi pupus). Cag
baca salajengna..

bojegan sunda

Pangawakan mang Ujang pendek gendut, beuteungna leuwih bangir tibatan irungna. Hiji Poe mang Ujang niat mancing di walungan, manehna geus siap mawa eupan jeung jeujeur. nepi di sisi leuwi mang Ujang trus siap².

belewer... mang Ujang ngalungkeun useupna bari nyanyi "Eupan useup cacing kalung disantok ku lele buntung...", teu pati lila pancing na nyanggut "Nud!...Nud!" tarik pisan. Mang Ujang pohara atoh pancingna nyanggut

pas di angkat singhoreng nu ngahakan eupan nateh keuyeup, nya pasti si mang ujang téh keseleun bari ek muka useupna nu dicapit keuyeup.

"Wadaooo...!!!" mang Ujang ngajerit, curuk katuhuna di capit. ek di buka ku leunegun kenca "Wadaooo...!!!" mang Ujang ngajerit deui, ayeuna curuk kenca na ngilu di capit.

curuk kenca-katuhuna di capit mang Ujang mikir"kumaha ieu carana curuk uing bisa leupas", "ah bener kudu ku ieu ngaleupaskeun nana"

"Hoeeekkksss cuih...!!!" mang Ujang nyiduh kana panon keuyeup, eta keuyeup kapeureum peunan tuluy gigisik. "plung..." capitan keuyeup leupas trus murag deui ka walungan. "Alhamdulillah..." ceuk mang Ujang.

eupan kadua di alungkeun, teu lila nyanggut deui nu langsung ditarik ku mang Ujang. " Jadol téh si keuyeup deui wae. "Wadaooo....!!!" dua curuk mang Ujang di capi deui.

pas ek di ciduhan eta keuyeup katingali make kacamata google, "gehel téh make kacamata" tuluy mang ujang mikir cara ngaleupaskeun nana..."ah bener, urang ngagorowok" mang Ujang neang ceuli keuyeup tuluy ngagorowok sakuatna " WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA....!!!"

"plung" keuyeupna murag da nutupan ceuli katorekan. "Alhamdulillah..."

"awas siah mun meunang keuyeup deui" gerentes hatena bari ngalungkeun deui eupan

Nud!! teu lila eupana nyanggut deui "goblooogggg.... sia deui sia deui kehed...!!!" mang ujang ambek ningali eupan na di sanggut ku keuyeup deui."Wadaoooo...!!!" dua curukna di capit deui. "WAAAAAAAA....!!!", "WAAAAAAAA....!!!", "WAAAAAAAA....!!!" mang ujang ngagorowok sababaraha kali tapi tetep capit eta keuyeup teu leupas². Ditilik² singhoreng si keuyeup téh make earphone, bari ngadengekeun laguna Ian kaselek nu ti grup ben Radja tea

mang Ujang mikir deui cara lain jang ngaleupaskeun curukna. di ilik² di bulak balik eta keuyeup make kacamata jeung earphone, di ilik handapna sing horeng keuyeup téh keur endogan, berarti eta keuyeup téh BIKANG. mang Ujang nyerengeh seuri tuluy manehna nangtung.

set manehna ngempeskeun beuteungna nu bucitreu, porosot sarungna ragrah pedah beuteungna ngempesan. "Plung..." si keuyeup téh murag, sualna isineun nutupan panon ningali nu monoyod handapeun bujalna mang Ujang...

======================

jurig blo'on

Aya Dua jurig papanggih terus ngobrolkeun kumaha maranehna paeh.


Jurig 1 : "Kumaha maneh bisa paeh ?

Jurig 2 : "Uing paeh katiisan..."

Jurig 1 : "Kumaha bisa katiisan kitu euy?"

Jurig 2 : "Sabenerna uing ka konci di jero kulkas, mimiti mah ngan baal, terus lila awak uing teu bisa diusikeun, terus dunya jadi poek.....tapi uing ngarasa sukur paeh teu pati nyeri."

Jurig 1 : "Ihhh...karunya pisan maneh nya!."

Jurig 2 : "Mun maneh, kumaha paeh na....?"

Jurig 1 : "uing kaserang jantung euy, struk tea"

Jurig 2 : "Kumaha carita na?"

Jurig 1 : "Sabener na uing merego pamajikan uing keur selingkuh....
Hiji poe, uing balik rada gancang, terus ninggali aya sapatu jeung calana batur. Uing apal pamajikan uing keur salingkuh. Uing tean ka kamar ngan aya pamajikan sorangan,teang ka kamar mandi euweuh sasaha, ka loteng ge euweuh sasaha,di gudang oge kosong, dokolong kasur kosong oge.....tungtungna uing kacapean terus kaserang jantung uing, nyeri pisan euy...nya paeh we uing."

Jurig 2 : "Aduh2, na ari maneh bloon2 teuing...

Jurig 1 : "Kunaon Kitu?

Jurig 2 : "Kunaon teu neangan ka jero kulkas, Mun maneh neang ka kulkas urang dua an masih hirup ayeuna, bloon.....blooooon!"


======================

budak ajaib

Sapasang salaki-pamajikan boga budak ajaib. Basa eta budak umurna
sataun manehna geus bisa ngomong jiga nu geus gede, basa dua taun
manehna geus bisa maca, basa tilu taun manehna geus jago kalkulus.
Basa umurna geus opat taun, manehna bisa ngaramal pikahareupeun.
Hiji mangsa manehna ngaramal yen umurna tinggal sataun deui,
indungna tinggal dua taun deui, bapana tinggal tilu taun deui.
Enyaan, sataun ti harita manehna maot. Taun saterusna indungna anu
maot. Basa maleman rek tilu taun ti harita, giliran bapana anu kudu
maot, bapana mabok bebeakan. Tapi aneh, poe isukna basa bapa eta
budak hudang, manehna henteu maot, euweuh kajadian nanaon. Tapi basa
manehna mukakeun panto rek nyokot susu, kasampak téh tukang susu
langgananana geus ngajoprak maot.

Banyol
Si Obet beuteungna bentelu lantaran aya nu neluh, nurutkeun dokter ahli bedah si Obet kudu gancang dioprasi.
"Teungteuingeun..rarasaan mah tara jail ka batur!" Ceuk si Obet ramay cipanon bari ngusapan beuteungna anu bungkeyang.
"Jep..jep..tong leweh kawas lain lalaki we...!" Ceuk dokter bari jes nyuntikeun obat bius..lengak si Obet kapaehan.
Tilu jam tiharita si Obet kakara lilir, beuteungna anu tadina bentelu ngadadak kempes.
"Mangga tah ieu hasilna..!" Dokter nyerengeh bari nunjuk ka hiji komputer kumplit sareng printerna.
"Baruk..geuning lebetna nu kieu, nu leres ieu teh dok?" Si Obet heran campur atoh.
"Ih leres..malihan nembe diangkat mah monitorna ngaluarkeun aksara " Nembe dikintun hiji heula "..kitu tah.
"Duh iraha atuh bade neluh deui...sabab tos geregeteun hayang gaduh warnet..!"
Beu... (Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)

Mang Juha rada keuheul, basa Bi Surti anu jadi pamajikanana samar kahayang, ditawaran bala-bala godeg, diasongan gorengan oncom alim, dibebenjokeun ku comet ngabalieur.
"Nya hayang naon atuh Surti..nyiram teh hese-hese teuing !" Mang Juha aral.
Teu kungsi lila Bi Surti ti buburanjat bari nunjuk kajalan. "Tuh....hayang itu Kang..!" Ceuk Bi Surti bari nunjuk Mercy anu keur ngabeuleuyeur dijalan.
"Duh...utun wayahna hidep teh jadi geuning ngelayna..!" Ceuk Mang Juha lumengis, bari ngusapan beuteung Bi Surti anu keur bungkenyang. (Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)

Saprak model buukna diganti kupotongan cepak kawas aparat, Si Lahem kamana-mana jadi gratis, sabab lamun naek beus, kondektur teu wanieun menta ongkos, komo manehna sok api-api sare lamun kaparengan disamperkeun teh. Hiji mangsa si Lahem ti Jakarta maksud nek ka Bogor, kulantaran beus ngetemna rada lila...rep si Lahem sare tibra pisan. Barang bray benta manehna ambek lantaran beusna can wae indit.
"Ngetem teh lila-lila teuing atuh pir..?" Si Lahem ngagorowok bakating ku ambek.
"Bapa bade angkat kamana?" Ceuk supir semu heran.
"Nya teu nyaho kuring nek ka Bogor !" Si Lahem teugeug.
"Haaar..ari bapa pan beus ieu teh nembe pisan ti Bogor malihan ayeuna tos digarasi..!"
"Baruuuuk..!" Si Lahem ngulapes, teuing kapaehan teuing neruskeun hanca sare.
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)

"Dihiji panjara alias tempat panganjrekan jalma jahat kapala panjara keur nalek tahanan anyar tilu urang, kaparengan tilu-tiluna awewe kabeh.
" Rumaos abdi teh jadi bandar narkoba Pa..!" Ceuk awewe anu pangawakana rada bayuhyuh lintuh, ngaku yen manehna kungsi nyimpen pel ektasi tujuh rebu butir.
" Kurdiiii...kadieu..!" Kapala panjara ngagorowok ka ajudana.
" Cokot konci nomer lima...asupkeun tah si bandar narkoba kakamar anu aya kalajengkingan..!"
" Beres Boss...!" Ceuk si Kurdi
" Nya iraha atuh insyafna... geus kurunyung deui kadieu ?" Ceuk bapa kapala,basa nanya ka tahanan anu kadua anu geus teu bireuk sabab mineung lar sup lantaran kasus ngabandar berenyit.
" Kurdiiii...cokot konci nomer tujuh asupkeun tah si Bandar berenyit kakamar anu aya buhayaan...!"
" Beres Bosss...!" Si Kurdi gesit
" Duh teungteuingan si Bapa...padahal kamari tas dibere anak buah kuring !" Ceuk si Bandar Berenyit lumengis.
Ayeuna giliran tahanan anu katilu,bari dulak delek manehna nyarita. " Abdi teh rumaos janten istri simpenan, masih anom deuih janten teu cekap ngan ukur sakali...kamari mah kaliasan pisan bakating ku ambeuk nya ku abdi teh dijiwir ceulina dugi ka maot..!" " Tos..tos..cekap...cekap..!" Ceuk si Kapala bari kumetap ningali tahanan bahenol.
" Kurdiiiii...cokot konci kamar bapa..terus pangmeulikeun roko singapur...!"
" Beres Booooooss...!"
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)
(wah....kepala penjarana karuhun batawi jigana mah......!)

Saurang lalaki, datang kahiji dokter dina kaayaan bareuh irungna.
Dokter : "Engang? ", ceuk dokter nanya singket.
Lalaki : "Leres Dok"
Dokter : "eunteup nyah ?"
Lalaki : "sumuhun Dok".
Dokter : "terus nyeureud ?"
Lalaki : "anumawi Dok teu kabujeng. Da kabujeng di gebug ngangge singkup ku pun bojo......".

Pulisi nguber si Konar lantaran ngajalankeun motor ngebut pisan, ningali diuber pulisi manehna malah tambah ngebut..dasar sial ngadadak motorna mogok..reg pulisi eureun panona mureleng ka si Konar.
"Ngajalankeun motor teh tong ngebut euy..!" Ceuk pulisi.
"Sanes ngebut Pa...tapi titatadi aya nu ngudag.!" Si Konar kalem.
"Mana nu ngudag...?" Ceuk pulisi bari ningali katukang.Barang
nyanghareup deui curuk si Konar kaburu nunjuk.
"Tah ieu...!" Ampir we curuk si Konar nyolok panon pulisi.
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)

Hiji mangsa saurang budak ngedul sakola datang kabeurangan, bari can nyieun PR...... Basa manehna keur bingung neangan alesan, Pa guru geus pok manten nanya :
Pa guru : "kunaon euy silaing kabeurangan " ?
Budak ngedul tea ngajawab sangeunahna : "aya nu ngarampog Pa.....di jalan", pokna
Pa guru rada reuwaseun, terus nyarita deui : "Wah, gawat atuh. Hadena teu kunanaon geuning...".
Budak ngedul : "henteu Pa..."
Pa guru : "terus naon wae atuh nu kabeunangan ?"
Budak ngedul : "Anumawi aneh Pa. Rampog teh ukur nyandak buku PR abdi wungkul....."

Hiji mangsa saurang budak ngora, anu keur mabok jigana mah, leumpangna rada aneh. Suku kencana napak kana trotoar, sedengkeun suku katuhuna napak kana jalan aspal. Puguh we atuh leumpangna teh jadi pikaseurieun nu ningali.
Saurang lalaki panasaran, terus nyampeurkeun eta budak ngora, pok nyarita, "naha kunaon euy leumpang teh bet kitu, sabeulah dina trotoar, sabeulah dina aspal" pokna.
Dicaritaan kitu si budak ngora ngarandeg, terus tungkul ningalian sukuna.
"Haduh.....nuhun akang dibejaan....paingan titatadi leumpang teh asa mani hararese....nuhun kang..."pokna mani jiga nu atoh. Geus kitu terus eta budak ngora teh leumpang dina trotoar, terus emprak " HOOREE...TEU PINCANG GEUNING UING TEH" cenah.

Hiji mangsa di Gasibu, saurang lalaki tas mabok ngeureunkeun taksi. Sanggeusna taksi eureun, lalaki mabok tadi asup ka jero taksi, terus ngomong ka supir taksi,"Pir, anteurkeun kuring ka Gasibu" pokna.
Supir taksi ngahuleng, pok nyarita,"kumaha ieu teh ? pan ieu Gasibu mah Jang!" pokna heraneun. Geus kitu lalaki mabok tadi kaluar deui tina taksi bari mikeun duit sapuluh rebu ka Supir taksi bari pok nyarita,"Pir, engke deui mah lamun nganteurkeun penumpang tong gagancangan teung nya...."cenah bari ngaleos dadaligdeugan.
(Kintunan ti : Enjang/Bandung)

Tilu jalema ti tilu nagara anu kasohor pelit. India, Arab, Yahudi.
Urang India : "Ceuk saha urang India pedit ? tuh tingali yeuh" pokna bari ngaluarkeun duit $1,00, terus diduruk.
Urang Arab : "leutik atuh sakitu mah, yeuh komo dewek mah" cenah bari ngaluarkeun duit $1,000, langsung di duruk nurutan urang India tadi.
Nempo kitu si Yahudi teu eleh geleng, pok manehna cacarita,"leutik keneh atuh euy sakitu mah, yeuh tingali dewek" pokna bari ngaluarkeun salambar cek anu gedena $10,000, terus di duruk.
Urang India & Arab : "dasar Yahudi licik siah !"
(Kintunan ti : Enjang/Bandung)

Si Udeh, Polisi Garut kakara 2 poe dipindahkeun tugas ka Makassar. Basa keur jaga diparapatan, kurunyung liwat mobil angkot ngalanggar rambu lalu lintas. Atuh gancang disetop ku si Udeh, bari tipopolotot nyarek ka kenekna:
" Inih dari mana toronjolnyah Opelet? Apah tida tahu poles bodas pelat beureum, Perboden. Nyaho tidak???? Mancal siah keneknyah!!!"
Kenek angkot:" ...@#$%&*????!!! (bari seuri haseum)
(Kintunan ti : kang Sony/Papua)

Si Euis geus kacanduan ku internet. Nepikeun ka basa manehna prung kawin, manehna menta mas kawin mangrupa komputer multi media lengkep jeung modemna.


Banyol
BEDANA SAPEDAH JEUNG AWEWE
Sapedah henteu bogaeun indung-bapa.
Sapedah moal nanaon lamun nu bogana neuteup sapedah nu sejen.
Sapedah moal hayangeun nyaho geus sabaraha sapedah anu kungsi
ditaekan ku nu bogana.
Sapedah henteu protes lamun nu bogana balik rada telat.
Sapedah henteu pernah nyeri sirah.
Sapedah teu perlu diajak 'makan malam', atawa lalajo film.
Nu bogana moal ngadat lamun sepedahna ditaekan ku batur.
Sapedah bisa diinjeumkeun ka babaturan.
Lamun eta sapedah dicarekan, nu bogana henteu perlu menta dihampura
heula lamun rek naekanana deui.
Rek naek sapedah henteu perlu mandi heula.
Sapedah bisa ditaekan iraha wae sakahayang nu bogana.
Sapedah henteu pernah kakandungan!



Si Surti huluna loba ketombean, diubaran ku shampo anti ketombe teu
cageur wae, bakating kuaral manehna ngabebek buah cangkudu terus
dipopokeun kana huluna. Dasar ketombena rada mantangul dipopokan
kucangkudu teh malah ngaledek.
" Cangkudu..?"
" Siapa takuuut..!"



Hiji poe si Kardun iang munding kadayeuh, disatengahing perjalanan
treuk anu ditumpakanana dicegat pulisi.
" Anda ditilang..!" Ceuk pulisi tegeg.
" Har pan surat-suratna lengkep pa pulisi !" supir heraneun.
" Anda membawa ternak tanpa ijin..!"
Keur hog hag paadu omong titukang aya nu ngagorowok.
" Damai we..damai...rusuh yeuh !" Ceuk munding teu sabar.



Saurang dokter keur nganasehatan pasienna .
"Bapa kedah ngalirenan ngaleueut kopi upami hoyong...."
"Na, da bapa mah tara ngaleueut kopi dok," si Pasen nempas omongan dokter.
Atuh upami kitu mah lirenan ngaroko, supados..."
"Ih, komo ngaroko mah dok, teu pernah pisan." Si pasen nempas deui omongan dokter.
"Huh! teu sae eta teh Pa. Lamun teu boga kabiasaan anu kudu di
eureunan, abdi kudu nganasehatan naon atuh ka Bapa?" si Dokter
kukulutus bari ngaleos eareun.



"Sok calangap sing lebar," parentah dokter gigi.
"A-a-a-a-h..ah," si pasen calangap nurutkeun parentah.
Dokter gigi terus ngasupkeun alat pembersih karang gigi kana jero
baham si Pasen, bari pok nyarita
"Tos kagungan putra sabaraha hiji Bapa teh ?"
Si Pasen ukur molotot, neuteup Dokter gigi.



Urang Cina mah pamali nyebut 'euweuh' teh. Lamun aya hiji jalma
nanyakeun hiji barang ka tokona, bari kebeneran barangna keur kosong
stokna, manehna moal nyebutkeun euweuh, tapi geuwat ngasongkeun
barang sejena bari ngomong, " Kumaha mun ieu?"
Dina hiji mangsa aya saurang turis datang ka hiji toko Cina,
nanyakeun tisu paranti di WC. Kulantaran tisu teh kabeneran euweuh,
nu boga toko gancang ngasongkeun barang sejen.
"Kumaha mun ieu?" ceuk si Engko bari ngasongkeun hampelas kai. Ceuk
pipikiran si Engko mah da tisu teh sarua jeung hampelas, da papada
dijieun tina kertas.



BEDANA BAJU JEUNG LALAKI
Baju tetep matak haneut kana awak, sanajan nu boga eta baju keur
ambek-ambekan.
Baju bisa dipake iraha bae sakahayang nu bogana.
Baju bisa dipiceun kitu bae lamun geus bosen.
Baju moal nanaon lamun nu bogana resep balanja.
Baju sarena tara kerek.
Baju henteu perlu dicukur.
Baju moal bisa ngarobah-robah saluran televis.
Baju henteu pernah ngaluarkeun duit pikeun meuli majalah Playbaju.
Baju bisa diinjeumkeun ka babaturan.
Baju teu resepeun kakarayapan kana lebah pakean jero nu bogana.
Make baju moal matak reuneuh!



"Neng kunaon melong wae ka abdi ?"
"Mirip caroge eneng nyah..?"
"Sanes..!"
"Mirip bentang filem.?"
"Sanes..!"
"Nya mirip saha atuh..?"
"Mirip anu ngajambret kongkorong abdi..!"



Saurang budak kakara lima taun, tapi bangor beak kadaek, bari tara
ieuh daek nurut kana omongan kolotna. Utamana lamun dititah ngaji ka
Madrosah jeung barudak sapantarna. Hiji mangsa kolotna panasaran,
terus nanya ka budakna eta, "na Ujang teh mani alim-alim teuing
dipiwarang ngaos teh. Na hoyong jadi naon atuh jaga teh?"
Bari teu riuk-riuk pok teh eta budak ngajawab, "Hoyong jadi monyet
Ujang mah, ngarah teu ngaos."



Sabada dibejaan aya pasen rumah sakit jiwa anu kabur, satpamna
geuwat indit neangan. Jog manehna ka hiji imah nu teu jauh ti eta
rumah sakit. Satpam nanya ka hiji lalaki nu aya di imah eta.
"Pa, tadi aya jalma anu ngalangkung ka dieu?"
"Kumaha jalmina?"
"Awakna pendek, begang, beuretna kira-kira 200 kg!"
"Har? piraku jalmi begang beuratna tepi ka 200 kg?"
"Hih ari Bapa. Kapan jelma gelo manehna teh!"



Dua jalma sosobatan geus aya sapuluh taunna. Hiji mangsa salah
saurangna gering ripuh. Dina kaayaan sakarat, manehna balaka ka
sobatna anu jagjag keneh.
"Hampura kuring euy," pokna. "Salila usaha bareng teh kuring sok
boga peta licik. Kungsi salingkuh nyokot duit 50 juta, kungsi
ngajual rasiah perusahaan ka saingan urang, malah kungsi rucah
sagala jeung pamajikan ente, tepi ka pepegatan jeung ente."
Ngadenge kitu, si sobatna nu jagjag tea pok nyarita, "Kitu deui
kuring euy, kudu dihampura. Ente tepi ka kieu teh sasat pamolah
kuring. Tadina mah sugan teh moal tepi ka kieu. Teu pira padahal
mah, kuring teh ukur murulukeun bubuk racun kana cikopi ente!"


Banyol

Mang Juha keur anteng ngomean jam tangan, ngadak-ngadak manehna
kabelet hayang kiih. Beretek mang Juha lumpat ka WC umum anu teu
jauh ti jongko manehna, terus muka calanana. Tapi barang ninggali ka
handap, ujug-ujug, gubrag..manehna ngabugrag, teu ingeut di bumi
alam..mang Juha teh kapaehan.
Singhoreng teh, basa tadi manehna keur anteng ngomean jam tea,
manehna poho, teu ngalaan kaca pembesar anu dipakena.
Atuh puguh bae barang muka calanana terus ningali kahandap teh,
pangrasana manehna teh keur nyepengan oray bedul...!!!!.



Saurang lalaki maksa asup ka rohanagan saurang dokter bedah.
"Dokter," pokna, "Dokter kudu mantuan kuring! Kuring teh keur aya di
kebon binatang, jeung teu bisa ngontrol diri. Keur calangap heuay da
teu kuat nahan pitunduheun, ujug ujug bae aya anu kasedot, keteureuy
ka jero beuteung. Anu kasedot teh tetela badak..."
"Ah pamohalan teuing!" cek dokter teu percaya.
"Wani sumpah Dok! Badak nyaanana ge!"
Pikeun nengtremkeun eta lalaki anu jigana keur kaganggu jiwana,
dokter nyaluyuan pikeun operasi. Sanggeus dibere pel tidur, sarta
tuluyna sare tibra, eta lalaki teh dogotong ka kebon binatang,
ditempatkeun di deukeut kandang badak.
Teu lila si eta lalaki hudang.
Tuluy dokter teh nunjuk badak bari pok ngomong,"Tenjo tuh! Badak anu
kateureuy ku anjeun teh geus hasil dikaluarkeun!"
Eta lalaki colohok, terus gogodeg.
"Naha panyangka dokter, kuring teh bodo?!!" pokna semu nyereng. "Eta
mah badak jawa atuh Dokter! Da anu kateureuy ku kuring mah badak
Sumatera..."




Dua sobat anu lawas teu panggih keur ngayakeun acara sosonoan.
Maranehna rek nyieun sate kambing sapuratina.
Bari nyiksikan bawang, sobat anu hiji panona kucap kiceup nahan
kapeurih. Panona oge reumbay ku cimata deuih.
Sobatna anu saurang deui heraneun, "Ku naon reumbay cimata ? Kapan
urang teh keur curak-curak namplokeun kasono lain ?"
Kulantaran sieun katohyan yen reumbay balukar ku bawang, pok bae
manehna nyarita, "Inget ka nini puguh, maot saminggu katukang,"
kituna teh bari nyusutan cimata.
Geus kitu, giliran sobat anu saurang deui nyiksikan bawang. Kusabab
peurih tea, manehna ge sarua reumbay ku cimata.
Atuh pok sobat anu tadi nyiksikan bawang tiheula teh nanya, "Naha
kunaon maneh ge bet reumbay ku cimata?"
Si sobatna tea pok ngajawab, "Naha dikira maneh, kuring teh teu
wawuh ka nini maneh?"



BEDANA BAJU JEUNG LALAKI
Baju tetep matak haneut kana awak, sanajan nu boga eta baju keur
ambek-ambekan.
Baju bisa dipake iraha bae sakahayang nu bogana.
Baju bisa dipiceun kitu bae lamun geus bosen.
Baju moal nanaon lamun nu bogana resep balanja.
Baju sarena tara kerek.
Baju henteu perlu dicukur.
Baju moal bisa ngarobah-robah saluran televis.
Baju henteu pernah ngaluarkeun duit pikeun meuli majalah Playbaju.
Baju bisa diinjeumkeun ka babaturan.
Baju teu resepeun kakarayapan kana lebah pakean jero nu bogana.
Make baju moal matak reuneuh!


Banyol

"Saurang lalaki boga niat rek rarabi. Waktu prung kawin, manehna
ditanya ku naib.
"Kumaha Ujang, sanggup teu makean pamajikan ?" ceuk naib.
"Sanggem," tembal eta lalaki lalaunan.
"Sanggup maraban?"
"Sanggem," angger lalaunan
"Sanggup ngimahan?"
"Sanggem," beuki lalunan.
"Sanggup mondokan?"
"Sanggem pisan!" pokna tarik
---------------
Saurang ajengan keur nyaritekun bab paharaman ka santri-santrina.
"Geus dicaritekun yen sakabeh hileud eth haram" ceuk ajengan.
Cung saurang santri ngacung, "Mama dupi hileud peuteuy haram ?"
"His puguh bae atuh haram"
"Kumaha upami teu katingal?" ceuk santri sejen
"Nya kajaba lamun teu kadeuleu mah"
Hiji santri ngacung deui, "Ari kitu mah Mama, cangkilung oge henteu
haram ?"
"Nya ari rek dilebok jeung awina mah pek teh teuing!"
cangkilung = hileud dina jero buku awi.
-----------------------
Di hareupeun hiji warung sisi jalan, aya beus eureun. Penumpangna
kabeh tarururn, ngadon dalahar, kajaba saurang Cina anu ngadon sare
tibra naker.
Keur kitu aya anu jajaluk lolong asup ka jero beus bari ngasongkeun
leungeuna. "Pasihan Gan...! Pasihan Gan...!" pokna.
Pas dina jok Cina keur sare, nu jajaluk eureun, leungeuna diasupkeun
kana sela-sela jok, meneran pisan kana sungut Cina anu keur
calangap. Atuh puguh bae si Cina teh ngagurinjal bari sungutna
cakep, ngegel leungeun nu jajaluk.
Bari kekeremean bakat ku nyeri digegel, nu jajaluk ngaleos bari
kukulutus, "Cik atuh ari moal mere mah montong ngegel!" cenah.
-------------------------
Saurang pamuda mesen kamar hotel make e-mail anu eusina kieu, "Sim
kuring hoyong disayagikeun kamar caket kolam renang, aya akses
internet, salon, toilet, sareng sajabina."
Waktu eta pamuda datang ka eta hotel, manehna reuwas kacida sabab di
eta kamar anu dipesen tea kasampak hiji awewe geulis. Eta awewe
maturan meresan babawaan bari katenjona kawas rek terus ngilu
maturan.
"Ke, dupi anjeun saha ?" pamuda nanya.
"Oh, abdi teh 'sareng sjabina' tea!"
------------------------
Saurang bapa-bapa ti kampung, ulin ka Gasibu. Manehna teu nyahoeun
naon ari singgetan Gasibu. Lantaran panasaran hayang nyaho, terus
nyampeukeun saurang pamuda, katingalina mah keur mabok.
"Sanes Jang, ari Gasibu teh singgetan tina naon nya ?" ceuk
bapa-bapa.
"Gapangan Sipak Bula mang," ceuk eta pamuda bari ngaleos.
-------------------------
Indung : "Naha mani raribut kieu geuning ? nuju arameng naon atuh?"
Barudak : "Apan nuju sasakolaan."
Indung : "Piraku aya disakola mani raribut kieu ?"
Barudak : "Apan nuju teu aya guruna!"
------------------------------
Ibu guru : "Upami Ita dipasihan artos ku mamah 50, ku apa 50, janten
sabaraha Ita gaduh artos?"
Ita : "Janten 150 bu!"
Ibu guru : "Har, naha?"
Ita : "Apan Ita tos gaduh ieu 50!"
----------------------
Urang Jakarta milu juma'ahan di hiji lembur. Waktu bubaran, sendalna
leungit sabeulah. Atuh manehna kokotetengan bari ambek-ambekan.
"Pahili panginten Pa!" ceuk barudak.
"Sumuhun paliron rupina!" ceuk nu sejen ngilu ngomong.
"Iyah, pasti orang jahat itu Pa Hili dengan pa Liron!" tembalna semu
ambek.
------------------------------

Banyol

Si Itok, anak si Kabayan, keur ngahinghing ceurik di pipir imahna.
Keur kitu kalalar mang Lamsijan liwat. Pok nanya :
"Kamana bapa maneh Itok ?"
"Aaaaya, keur tibra......"
"Ari indung maneh ?"
"Aaayaaa di dapur...."
"Ari maneh kunaon atuh ceurik?"
Bari masih lewa lewe si Itok ngajawab, "Ku biwiirr..."
"Atah adol teh, dasar anak Kabayan...," ceuk mang Lamsijan bari
ngaleos.



Si Ibro ngahuleng ngabandungan babaturanana salusuratan jeung
kabogohna. Loba pisan basa-basa anu ditulis make singketan, saperti
yang tercinta jadi YTC, yang tersayang jadi YTS. Antukna si Ibro oge
nurutan nyuratan make singetan, ngan hanjakal si Ibro langsung
dicarekan laklak dasar ku kabogohna pedah make kecap "Kahatur WTS
Iroh".
Si Ibro ngahuleng, da maksud manehna mah wts teh Wanita Tersayang.



Lalaki 1 : "Dewek mah hayang geura kawin euy...resep waktu
didangdananana jigana teh"
Lalaki 2 : "Na kumaha kitu ?"
Lalaki 1 : "Heueuh pan anu kawin biasana sok make pakean adat jeung
dibendo, ditukangna make keris, tah dewek mah moal make keris"
Lalaki 2 : "Rek make naon kitu ?"
Lalaki 1 : "Rek make kampak euy, ngarah jiga Wiro Sableng!"



Si Aki keur ngadongen ka incuna anu keur mangkat rumaja.
"Baheula, di hiji kampung aya saurang lalaki, kasep ngalempereng
koneng, gagah, jadi rebutan mojang-mojang gareulis jeung randa randa
ngarora. Ngan hanjakal....."
"Hanjakal kumaha Ki?" incuna panasaran.
"Hanjakal peadah si lalaki eta kawina kanu goreng dodonges, alias
kanu goreng patut."
"Na saha si lalaki eta teh Ki?" si Nini anu keur ngabulaeh nyeupah
ngilu nanya.
"Nya dewek! ari geus saha deui?"
"Teu rido siah aing mah...." si Nini lewa lewe rek ceurik.



Lalaki 1 : "Kamari mah uing ditewak Pulisi."
Lalaki 2 : "Na kunaon kitu ?"
Lalaki 1 : "teu pira ari masalahna mah. Pedah uing nyupiran bari
mabok, terus mobilna diteumbragkeun ka na pos penjagaan."
Lalaki 2 : "Mun aing nu jadi pulisina, geus digantung meureun euy!"



Napi : "Pa, upami abdi ngadonorkeun darah, bakal kenging
penghargaan naon ?"
Sipir : "Nya bakal meunang karinganan hukuman tangtu nanage".
Napi : "Upami hoyong langsung bebas kedah ngadonorkeun naon Pa?"
Sipir : mikir sakeudeung, "ngadonorkeun nyawa euy, dijamin langsung
bebas".

Guru : "Ucing naon anu disebutna ucing bulu tilu?"
Murid : "Ucing duguuuul...."
Guru : "Hah...?"



Di ruang pangadilan juragan jaksa keur ngaguliksek saurang sakitan.
Tapi sakitu geus lilana si sakitan teu daekeun ngomong, kawas anu
pireu. Padahal ceuk laporan, ieu sakitan teh teu kasebut pireu.
Ahirna juragan jaksa manggih akal sangkan si sakitan daek nyarita.
"Paingan atuh maneh teu daek bae nyarita da eta buntutan geuningan,
mani panjang jeung belang kitu.."
Si sakitan ngorejat bari rumpu rampa kana lebah bujurna, bari pok
ngomong, "ih,ih,ih, buntutna manaa...?"
Juragan jaksa seuri mani nikmat, "kanyahoan nya?"



Indung : "Ade, upami tos ageung hoyong janten naon?"
Ade : "Hoyong janten.... tamu!"
Indung : "Har..naha?"
Ade : "Apan ambeh dipasihan kueh ku mamah, da ari ngadamel kueh teh
sok kangge tamu."



Guru : "Cing Soleh, naon cita-cita maneh lamun geus gede jaga?"
Soleh : "Hoyong janten ustad Pa Guru."
Guru : "Heueuh alus, cocok jeung ngaran. Ari maneh, Odin hayang jadi
naon?"
Odin : "Abdi mah hoyong janten Persiden Pa Guru!"
Guru : " Si! cik sing nalipak maneh, da teu pantes euy, maenya aya
ngaran persiden Odin!"



Saurang Bapa keur ngabageakeun anakna nu tas ti Garut.
Reni : "Tah ieu Pa, jeruk Garut, mangga raosan geura, mani amis
sareng matak seger..."
Nina : "Nina mah ngabntun dodol Garut, mangga cobian Pa, mani amis
teh"
Bapa : "Ari silaing mawa naon Jang ?"
Ujang (bari nunjuk kana irungna anu bareuh) : "Ieu Pa...diteunggar
domba Garut".



Odon : "Dan, kaman euy pamajikan maneh, mani sepi kieu, tara
tisasari henteu gogorowokan arai datang uing ka dieu teh?"
Udan : "Tuh...di kamar keur ngagoler".
Odon : "Ari kitu, keur gering nya?"
Udan : "Lain euy, keur teler....kudewek disina ngaroko eta tah, ari
hayang senang siga batur mah.."
Odon : "Wah, silaing mah kacida teuing euy, tepi ka kituna ka
pamajikan."



Barudak hiji sakola keur praktek Biologi, ngabedah bangkong.
"Kade barudak, mere Ether (bius) na tong loba teuing, bisi paeh!"
ceuk Pa Oji guruna.
"Padu ngagolepak bae nya Pa ?" ceuk Herdi, "Engkena kumaha lamun
salah ngabedah, meureun angger be maot bangkongna ?"
"Salah mah gampang, di Typp-X we," walon si Momon bari nurih
beuteung bangkong.

Banyol

Sarombongan jalma anu ngakuna keur bajoang pikeun "ngamanusakeun
manusa" keur ngayakeun aksi unjuk rasa anti 'nudisme' anu keur
meujeuhna maweuh di hiji nagri.
Barang ditalungtik, sirombongan eta teh singhoreng kumpulan para
perancang mode jeung pengusaha garment.
-------------------------------
"Tuan-tuan anu dipihormat......Di nagara miskin kuring ayeuna, ampir
satengah tina jumlah rahayat, henteu marake baju. Tulungan kuring
sarerea". Kitu eusi hiji surat ti saurang kepala negara miskin di
hiji benua anu di kirimkeun ka kepala negara beunghar di benua sejen.
Sanggeus saminggu, aya balesan ti negara beunghar tea.
"Kuring sarerea didieu ngilu sedih kana kaayaan di nagara anjeun.
Kulantaran eta kuring ngahaja ngirimkeun rupa-rupa buku MODE pakean
anu ayeuna keur 'trendy'. Mana bae anu cocok,sok geura hubungan ka
dieu......Hargana mah bisa di korting 20%."
-------------------
Giliran kepala negara tatanggana nagara miskin ayeuna mah anu ngirim
surat teh. Ieu nagara ngirim suratna teh ka FAO/PBB.
"Tuan-tuan....tulungan kuring sarerea. Nagara kuring ayeuna keur
dirungrung ku bencana kalaparan....loba rahayat kuring anu maot
kalaparan. Tulungan bantuan kumaha nyanghareupanana..."
Saminggu ti harita kurunyung surat balesan ti FAO.
"Pikeun nyanghareupan eta masalah...gampang pisan. Lamun aya rahayat
anjeun anu kalaparan, gancang bere dahar saseubeuhna. Kade deuih
poho, bere vitamin anu matak nyehatkeun!"
--------------------------
"Lamun ayeuna urang mundur, urang pasti bakal ancur!" ceuk saurang
komandan perang ka anak buahna. "Tapi, lamun urang maju, urang bakal
gugur!"
"Terus kudu kumaha atuh urang teh?" ceuk saurang anak buahna.
"Tah ku lantaran urang teu hayang ancur atawa gugur, ayeuna mah
leuwih hade urang cicing didieu...Tidurrrrrrr!"
----------------------------
Saurang pelukis anu awakna kacida begangna narima laporan ti
babaturanana. "Kabogoh silaing kamari ieu dibabawa ku si Bejo anu
juara gulat tea. Naha silaing bet cicing bae? Dasar belegug!"
"Silaing anu belegug tea mah!" ceuk si pelukis. "Na teu kadeuleu ku
mata silaing dina lukisan ieu pinuh ku urut nyundutan roko kuring,"
ceuk manehna deui bari nunjuk lukisan si Bejo.
----------------
"Saha anu bisa seuri salila tilu jam teu eureun-eureun?" ceuk
saurang pasen RSJ ka babaturanana.
"Kuring bisa!" ceuk saurang babaturanana.
"Hade! Hartina silaing geus euweuh harepan pikeun cageur deui.
Lantaran silaing gelo ku bakat."
---------------------
"Pokona pang usahakeun, supaya urang bisa meunangkeun 50% saham
perusahaan anu 'go public' eta," ceuk saurang bos ka jalma
kapercayaanana.
"Tapi bos, cenah mah tos aya bos sejen anu ngaborong 51% saham,"
tembal eta jalma.
"Memangna kunaon kitu? Sieun dianggap kurang bonafid?," si bos
motong bari teu bisa mikir. "Lamun kitu beulina langsung 70%, keun
anu 51% jeungeun manehna."
----------------------------------------------
"Ibu mah teu hayang nyaho nanaon. Rencana nyieun hotel 5 tingkat anu
aya di bawah tanah tea kudu ngawujud," ceuk saurang awewe pengusaha
perhotelan ka arsitek kapercayaanana. Si arsitek kacida ngarasa
beuratna, tapi teu wani terus terang. Manehna neangan akal.
"Mangga ku abdi dilaksanakeun. Namung kinten-kintenan ibu sanggem
kedah direncangan ku mahluk-mahluk bawah tanah sapertos cacing,
beurit, cucunguk,....?
"Geus...geus....batalkeun bae lah..." si Ibu bibirigidigan.
--------------------
"Perona Pa", ceuk pagawe terminal ka saurang bapa-bapa anu rek asup
terminal.
"Sabarah kitu jang ?" ceuk si bapa-bapa.
"Dua ratus rupia."
Song si bapa-bapa mikeun duit salambar 500.
"Aduh, kaleresan teu aya angsulna Pa."
"Heueuh keun bae. Ayeuna bapa rek kaluar heula, terus rek asup deui
minagka pulangana."
------------------------------------
Guru : "Cing Itok, pangitungkeun. Lamun hiji sapu nyere hargana 500
rupia, Mang Danta meuli 75 sapu, sabaraha manehna kudu mayar?"
Itok : "Lah, Pa Guru mah asa lahuta teuing. Nya keur nanahaon Mang
Danta meuli sapu nyere mani loba-loba teuing atuh?"
---------------------------------
Aki : "Geus dibejakeun ka Ustad, yen Aki geus cageur?"
Incu : "Atos Ki!"
Aki : "Kumaha ngabejakeunana ?"
Incu : "Pa Ustad, tahlilan teh teu cios..."
-------------------------------------------------
Saurang budak ngora rek ngiluan balap motor, "Upami daftar balap
motor 'drag race' teh leres didieu kitu ?"
"Bener Jang. Rek daftar, mana motorna ?" ceuk panitia.
"Abdi mah mung gaduh helem Pa."
"Na Ari Ujang, rek ngilu balap motor ngan boga helemna wungkul ?"
"Ari Bapa, apan dina prungna balapan mah, nu sanes tarumpak motor,
keun bae abdi mah lumpat bari make helem."
"Hiji deui yeuh...korban jaman teh."
----------------------------------

Banyol

"Kasawat naon kitu putra teh, da katingalna mah sehat?" ceuk saurang
dokter ka saurang Ibu anu mawa anakna.
"Leres sehat Dok ari awakna mah. Mung saleresna mah pun anak teh
kaserang panyawat bahaya, malihan mah nular. Sim kuring sareng pun
lanceuk ge katularan."
"Na kasawat naon?"
"Eta Dok, tiap nyarios, unggal kalimah sok ditungtungan ku kecap
anjing....tah kitu Anjing!"
"Na atuh bet kitu anjing!???" ceuk dokter molotot.
------------------------
"Stop...kiri didieu pir," ceuk saurang penumpang ibu-ibu bari mawa
payung. Reg mobil eureun. Jut si Ibu turun bari mikeun ongkos ka
hareup, da angkotna teu make kenek.
"Duh kirang lima ratus Bu angsulna. Kumaha nya ?" ceuk supir.
"Teu nanaon!...kurangna mah kana kaca spionkeun bae lah," Pokna bari
habek...neunggeul kaca spion ku gagang payungna.
--------------------------------
"Mamah, Neneng tadi papendak sareng pejuang. Ngagandong bambu
runcing mani ageung," ceuk saurang budak ka indungna.
"Ka Neneng naros?" ceuk indungna.
"Muhun. Saurna teh, Neng bade meser lahang?"
---------------------------
Dua narapidana keur ngobrol di jero sel tahan
"Urang mah dipenjara teh dua puluh taun euy. Ari maneh sabaraha taun
?"
"Urang mah ngan lima belas taun."
"Mun kitu mah atuh, maneh kudu sare deukeut panto, sabab maneh anu
bakal kaluar tiheula."
-----------------------
Papatah : ulah sok mikiran hal-hal anu geus kajadian. Upamana bae
mikiran gelas peupeus basa keur pasea rongkah. Lamun ku urang
dipikiran bae, engkena bakal ngarembet kana televisi, kaca jandela,
nepikeun ka kana komputer kameumeut. Atuh moal bisa deui pasea
lantaran timburuan tina chatting keh....
--------------------------------------
Papatah : Kangge anu ayeuna kudu nyieun kaputusan, mangga geura
jieun eta keputusan. Kade ulah milarian keputusan ti luar. Margi
moal aya nu ngicalan keputusan, komo anu miceun keputusan kana tong
sampah mah.
---------------------
Papatah : Ka nu resep spekulasi, omat ulah sok ngadamel spekulasi
anu resikona ageung. Pilarian bae spekulasi anu alit resikona,
sapertos maen kaleci atawa maen gapleh!
---------------------------------------------
Papatah : Anu ngaraos cape kalayan ngaraos meryogikeun waktos
istirahat cekap, mangga geura istirahat. Kade we ulah dugikeun ka
istirahat di rumah sakit. Komo dugikeun ka istirahat kangge
salalamina mah
--------------------------
Papatah : Kangge anu nuju sibuk mayunan rutinitas padamelan, tapi
ngaraos tunduh bari jeung teu sempet ngadamel kopi, enggal we meser
heula komik ka toko buku, maca buku bari mopohokeun pagawean. Sae
kangge kasehatan, upami tiasa mah unggal dinten kedah kitu. Keun we
resikona mah, paling ge di PHK!
---------------------------------
Papatah : Ulah hal-hal anu kirang sae wungkul anu ditarurutan teh,
hal-hal anu sae oge sakali-kali mah kedah diturutan. Memang sulit,
tapi leuwih sulit deui neangan si Tommy!
----------------------Saurang anak konglomerat dititah nyieun
karangan ku guruna, anu topikan ngeunaan jalma miskin. Gutrut eta
budak nulis karanganana, "Jaman baheula aya kulawarga miskin. Bapana
miskin, indungna miskin, anakna mariskin, pambantuna miskin, supir
pribadina miskin, satpamna miskin...."
------------------------------------------
Si Juned ngahuleng saeneng-eneng dihareupeun rohangan anu dina
pantona aya tulisan : "SELAIN WANITA DILARANG MASUK, KECUALI PRIA"
------------------------------------------
"Neng, Akang mah tas ngimpi, bisa nyiptakeun pesawat terbang anu
hiber bari teu ngaluarkeun sora," ceuk saurang Insinyur rekayasa
pesawat terbang ka pamajikanana.
"Euh, leres kang, da dugikeun ka teu kadangu ku abdi anu ngagoler
gigireun Akang ge."
--------------
Paribasa Indonesia pikeun jalema anu mulang tarima kahadean ku
kagorengan : "Air susu dibalas danau Tobaaa"
-----------------------
"Jigana moal hasil euy urang ngalakukeun kudeta teh," ceuk saurang
pemberontak ka babaturanana.
"Eh, ulah sok pesimis kitu!" ceuk baturna, "Kuring sorangan mah
yakin pisan, urang bakal gagal..."
------------------------------------------
Paribasa Indonesia pikeun jalema anu ngalakukeun dua pagawean
sakaligus : "Sambil menyelam minum bir"
-----------------------
Paribasa Indonesia pikeun jalema anu sok ngorek-ngorek kasalahan
batur : "Kuman di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata
nabrak"
---------------------------------
Paribasa Indonesia pikeun jalema anu hade omong padahal boga maksud
jahat : "Bagai musang berbulutangkis"
------------------------------------
Pribasa : Sagalak-galakna indung tere, leuwih galakan keneh indung
maung. Teu kudu diributkeun, era bisi kadengeeun ku tatangga.
Mending lamun tatanggana goreng, kumaha lamun boga tatangga hade,
tibaralik pan jadina.
-----------------------
Papatah : Kanu gaduh pamaksudan ngayakeun sukuran, boh sukuran ayana
perang Amerika-Afghan, atanapi sukuran pedah rupiah beuki
ancur-ancuran, mangga geura ralaksanakeun. Ayeuna waktu anu paling
pas. Komo lamun sukuranana unggal poe bari jeung mewah mah, dijamin
matak bangkrut!
-----------------------------------------------
Papatah : Kanu ngaraos teu aya damel, alias hoyong neangan
kasibukan, teu kedah hararese. Enggal meser cincin emas, sapuluh
gram ge cekap, terus alungkeun eta ali teh ka tengah pasar, lumayan
moal kapendak ku dua jam!
--------------------------------------
Papatah : Lamun hoyong barang tuang anu raos, ayeuna pisan, bari teu
kedah angkat tebih, carana gampil. Cekap 'search' ngangge 'key word'
tuangeun raos. Upami tos mendak, enggal lamotan monitorna. Dijamin
tetep lapar!
-------------------------
"Anu pangheulana macakeun Pancasila, meunang balik ti heula," ceuk
saurang guru ka murid-muridna. Telenyeng teh si Itok ka hareup bari
langsung ngagorolang macakeun Pancasila, "Pancasila. Satu, Ketuhanan
yang Maha Esa, dua.....tepi ka lima eweuh perobahan!"
---------------------------

Banyol

Si Encim kakara meuli motor anyar. Dicobaan jeung babaturanana. Anu
matak keuheul keur babaturanana, ti mimiti indit nepi ka harita, si
Encim henteu ngoper gigi, tepikeun ka sora motor geus ngaheong siga
helikopter.
"Cim, montong dina gigi hiji bae atuh euy! pindahkeun gigina"
Si Encim ngajawab, "Lah, lahuta teuing atuh. Apan gigi hiji ge can
beak".
---------------------
"Naha maneh mah nipu jualan teh" ceuk saurang lalaki ka tukang
samangka anu tadi di beulian.
"Naha make nipu ?"
"Enya, hadena motor kuring bieu labuh. Mun henteu moal kanyahoan
samangka teh pias eusina"
--------------------------
"Teu bisa atuh Pa, jalema jiga kuring ngilu wajib militer" ceuk
saurang pemuda anu embungeun ngilu wamil.
"Naha?" ceuk perwira nu ngarekrutna.
"Apan suku kuring mah jangkung sabeulah"
"Oh, keun bae teu nanaon. Da engke ge di medan tempur taneuhan
henteu rata" ceuk si perwira kalem.
-----------------------------
"Sabaraha mang manuk ieu hargana ?" ceuk saurang lalaki ka tukang
manuk.
"Tah anu keur nyanyi mah hargana sajuta. Lamun itu tuh, anu cicing
bae, eta mah dua juta" bari nunjuk manuk anu ngahiul bae dina kurung.
"Har, naha bet mahal keneh anu cicing bae geuning Mang ?"
"His, pan eta anu nyiptakeun laguna"
-----------------------
Hiji mangsa keur panas poe, saurang tukang dudukuy reureuh
dihandapaeun tangkal kai. Ku ngareunahna ngareureuhkeun kacape bari
ditiupan angin, antukna reup manehna sare.
Basa manehna hudang, kacida reuwasna. Dudukuy daganganana geus
euwueh, tinggal anu dipakena wungkul. Barang manehna tanggah, sing
horeng dudukuy teh geus nyampak keur diparake ku monyet. Leng
manehna mikir. Ras inget kana papatah akina baheula anu kungsi
ngalaman kajadian sarupa kitu.
Atuh der bae manehna ngagaroan sirahna, enyaan si monyet ge
narurutan ngagaroan huluna. Geus kitu terus manehna nyuplak
dudukuyna api api dipake ngageberan awakna, sarua si monyet ge
nurutan manehna. Panungtungan, manehna muragkeun eta dudukuy kana
taneuh, maksudna sangkan si monyet ge narurutan muragkeun dudukuyna.
Ngan aneh, si monyet teh teu daekeun nurutan kitu mah.
Sabot kitu, hiji monyet anu panggedena ngorondang turun, ceg nyokot
dudukuy anu dipuragkeun ku tukang dudukuy tadi bari pok nyarita,
"Ceuk aki uing ge anu panungtungan mah tong diturutan cenah......"
-----------------------
Dina hiji perjalanan pesawat terbang internasional ujug-ujug aya
gangguan mesin. Sanggeus dipariksa ku teknisi, nya kanyahoan, yen
pesawat teh leuwih teuing muatan tiluan. Kulantaran eta, Pilot
gancang ngumumkeun ka penumpang pesawat, "Demi kasalametan sadaya
penumpang, sim kuring menta sangkan tilu urang penumpang terjun ka
luar."
Beres ngomong kitu, saurang Amerika langsung luncat tina pesawat
bari ngagorowok, " Hidup Amerika ", cenah.
Urang Perancis oge embung eleh, gajleng manehna luncat nurutan urang
Amerika bari sarua naggorowok , " Hidup Perancis ".
Panungtungan giliran urang Yahudi anu ngagorowok tarik, " Hidup
Yahudi ", cenah bari ngajongklokeun saurang warga Palestina kaluar
pesawat.
-----------------------
Si Loyor jalema pangedulan. Keur ngalamun, "Ngeunah teuing lamun
aing bisa ngajadikeun naon anu dirampa ku leungeun aing ngadadak
robah jadi emas," ceuk dina lamunanana. Keur kitu manehna teu kuat
hayang ka cai. Barang rek cer pisan manehna kiih manehna ngagoak
sataker kebek lantaran ETA-na anu keur dicekel ngadadak robah jadi
emas!
-------------------------"Daek sumpah euy, dewek mah ningali lauk
hiu kacida gedena dina solokan eta teh," ceuk saurang lalaki anu
keur mabok ka babaturanana bari nunjuk hiji solokan.
"Wah parah pisan euy silaing mah mabok teh. Maenya dina solokan aya
hiu ? nya lamun aya buhayaan mah percaya dewek ge...."
--------------
"Dupi Bapa na aya kitu ?" ceuk sora dina telepon. Saurang budak anu
narima eta telepon ngajawab bari haharewosan.
"Aya, tapi nuju sibuk" pokna.
"Ari Ibu ?"
"Sami, mamah ge nuju sibuk" ceuk budak bari angger ngaharewos.
"Saha deui atuh anu aya didinya ?"
"Aya, teteh, pedah sami deuih nuju sibuk" angger ngaharewos.
Anu nelepon panasaraneun, "Naha nuju saribuk naon atuh neng ?"
"Ih, apanan nuju ameng ucing sumput sareng Neneng".
--------------------
Hiji mangsa si Tomi ulin ka imah babaturanana, kaparengan ningal
ucing babaturanana.
"Alus euy ucing teh, dingaranan saha ?" ceuk manehna naya.
"Hade ngaranana ge atuh," ceuk babaturanana, "Puspita Sari Endah Dwi
Setiyarini Pungkiwati."
"Haaah ? panjang-panjang teuing euy...na kumaha ngageroanana?
"His, gampang atuh, cukup 'Pus' bae!"
---------------
Saurang Rusia jeung saurang Amerika, keur ngaromongkeun kabebasan di
nagarana masing-masing.
"Di nagara kuring mah, ku bebas-bebasna, presiden ge bisa diledek
bisa di hina. Hentu aya istilah ngalelece presiden," ceuk si
Amerika.
Si Rusia nembalan, "Sarua di nagara kuring ge. Tong boro ukur
diledek, gambarna ge di cariduhan Presiden Amerika teh."
--------------------
"Cik Amin, ari suku hayam sabaraha hiji ?" ceuk saurang Guru ka si
Amin muridna.
"Ah, Bapa mah, nya puguh bae dua atuh Pa" tembalna.
"Heueuh bener. Tah kumaha lamun hayamna sagede gajah Itok ?"
Si itok giak ngajawab,"Nya puguh bae opat atuh Pa!"
"Heueuh belegug da sia mah! Ayeuna bagean ilaing Udin! Tina bahan
naon ban dijieuna?" ceuk Pa guru deui ka si Udin.
"Kantenan bae tina karet Pa!"
"Heueuh hade! Ayeuna maneheun deui Itok, naon sababna rupana ban
make hideung ?"
"Sabab lamun coklat mah bakal beak ku budak Bapa...." ceuk Si Itok
bari nyerengeh.
"Teu nanaon siah Itok, da bongan silaing mah anak Kabayan. Tapi naha
make henteu bodas sok ?"
Si Itok nyerengeh deui, "Lamun bodas mah bisa pahili sareng kopeah
Aki Haji mitoha Bapa atuh, Pa," pokna.
----------------------
Si Ucin keur liburan di Spanyol. Hiji mangsa manehna indit ka
restoran. Ngan kulantaran teu apal ka na menuna, pok manehna nanya
ka pelayan restoran, "Naon menu istimewa ieu restoran?"
"La Pome, Sinor !" ceuk pelayan restoran.
"Naon maksudna?"
"La Pome teh mangrupi steak daging anu bentukna lonyod semu cokelat,
hipu, kacida raosna," ceuk pelayan ngajentrekeun.
"Enya lah, sok kuring pesen."
Sanggeus pesenanana nyampak si Ucin dahar kalawan ni'mat naker.
Isukna manehna datang deui ka eta restoran. Beda jeung kamari,
ayeuna mah teu tatanya heula, langsung pesen, "La Pome hiji," pokna.

Basa pesenanana geus sadia manehna heran, lantaran beda jeung
kamari. Anu ayeuna mah rupana semu hideung, rada pait jeung liat
deuih. Puguh bae atuh si Ucin teh keuheul, pok manehna nyarita,
"Pelayan, naha apanan kamari mah dagingna gede, hipu jeung ngeunah
deuih. Naha ari ayeuna bet kieu geuningan ?"
Pelayan ngajawab kalem, "Ih, apanan ari kamari mah ETA-na banteng,
Sinor. Tah poe ieu mah lain bantengna anu paeh, tapi matadorna".
-----------------

Banyol

Si Itok keur ngapalkeun, "Penemu gravitasi Isaac Newton, penemu
kekekalan energi Einstein, penemu....," reg manehna eureun,
ngahuleng. Pok nyarita ka si Kabayan Bapana, "Pa, ari penemu kecap
'Anjing' anu sok diucapkeun ka jalema, saha nya Pa?"
Si Kabayan ukur molohok bari ngahuleng.
----------------
"Pa Guru, ari jalmi anu teu acan ngalakukeun hiji pagawean, meunang
teu di hukum ?" ceuk si Itok ka guruna.
"His, nya puguh bae teu meunang. Saurang jalma bisa dihukum
kulantaran hiji pagawean anu geus dipigawena," ceuk Pa Guru
ngajelaskeun.
"Euh, hadena atuh Pa. Uing can nyieun PR," ceuk si Itok bari
nyerengeh.
-------------
"Kaserang rematik jigana mah Ki, sampean Aki anu kenca teh," ceuk
saurang dokter ka saurang pasena anu geus aki-aki.
"Rematik teh panyakit nanahaon atuh Dok ?" ceuk si Aki malik nanya.
"Rematik teh salah sahiji panyakit anu nyerang sendi, Ki. Ari anu
ngalantaranakeunana tiasa bae kumargi Aki tos sepuh...."
Si Aki gancang motong omongan dokter, "Ah ulah sok ngabobodo kitu.
Abong kena ka aki-aki. Geuning suku aki anu katuhu teu karasa nyeri,
padahal umurna mah apanan sarua jeung nu kenca?"
------------
"Sanes Dok, naha ongkosna ayeuna mah janten 100 rebu geuning,
biasana mah apanan mung 25 rebu ?" ceuk saurang ibu-ibu tina telepon
ka saurang dokter gigi langganan anakna.
"Leres pisan Bu. Margi tuang putra waktos diparios jejeritan tarik
pisan, dugikeun ka 3 urang calon pasen abdi kalabur," walon Dokter
gigi kalem.
-----------
Saurang tukang sulap keur mintonkeun kaahlianana dina hiji kapal
pesiar. Ari nu lalajona unggal minggu ge sok beda-beda. Jadina si
tukang sulap bisa maenkeun sulapna anu eta-eta keneh. Ari anu jadi
masalah, manuk beo bogana kapten kapal teu weleh ningalikeun eta
tukang sulap, tepikeun ka geus apal deui kana tipuan-tipuan eta
tukang sulap, tungtungna manehna sok gogorowokan ngabejakeun trikna
tukang sulap.
"Tingal.. !! topina ge beda eta mah!!"
"Kembangna disumputkeun tuh di kolong meja !!"
"Hey... kartuna As kabeh!! "
Si tukang sulap kacida keuheuleunana, tapi teu bisa majar kumaha.
Hiji mangsa kapal pesiar eta kacilakaan, tikelebuh ka jero laut. Si
tukang sulap masih salamet muntang ka na hiji papan bareng jeung
manuk beo tea.
Maranehna silih pelong pinuh ku kaceuceub. Tapi teu saurang oge anu
cacarita...nepi ka sababaraha poe.
Sanggeus aya samingguna, si beo tea ujug-ujug ngajakan nyarita,
"Teu nanaon lah, kuring nyerah.....!! dimana maneh nyumputkeun
kapalna ??"
-------------
Saurang ibu-ibu anu masih ngora keneh keur bebeja ka babaturanana,
"Kapaksa kuring mah menta ditalak ka salaki."
"Naha, kunaon kitu ?" ceuk babaturanana.
"Bongan, ampir unggal peuting manehna pagaweanana lar sup ka imah
bordil."
"Oh, jadi salaki teh lalaki laki-laki hidung belang, nyah ?"
"Ih lain kitu, lar sup ka imah bordil teh pan keur neangan kuring!"
tembal si ibu.
-----------
Murid-murid keur ngariluan ulangan. Kulantaran si Itok mah tara
diajar, manehna teu bisaeun ngajawab soal-soal ulanganana. Kapaksa
manehna niron ti si Otong batur sabangkuna. Jawabanana persis pisan
jeung jawaban si Otong, kajaba hiji soal. Kulantaran si otong teu
bisaeun ngajawab, manehna ngeusianana ku tulisan,"henteu bisa".
Kulantaran niron tea, si Itok ge sarua nulis, tapi rada beda. Dina
jawaban eta soal manehna nulis, "Komo deui uing."
------------ "Cik, Itok, jieun kalimah anu make kecap 'kalapa'!"
ceuk Pa guru ka si Itok.
Si Itok gancang ngajawab,"Rahayat Indonesia masih keneh loba anu
kalaparan!"
----------
Di halte beus si Kabayan ningali beus tingkat. Kondekturna
gogorowokan neangan penumpang.
Si Kabayan nanya kondektur, "Beus ieu teh jurusan mana kang ?"
"Grogol !" ceuk kondektur.
"Ari itu, anu diluhur ?" ceuk Si Kabayan nanya deui bari nunjuk
bagean luhur beus tingkat.
-----------
Di hiji tempat, keur aya dialog ti sababaraha nagara, ngeunaan
perikanan.
"Di nagara kuring mah teu perlu tambak, atawa peternakan ikan. Lamun
hayang lauk, tinggal indit ka walungan, mawa sair. Dua atawa tilu
kali nyair oge pasti bakal meunang lauk," ceuk urang Jepang bari
agul.
"Ah can sabaraha atuh ari ukur kitu mah. Di nagara kuring mah teu
kudu dua tilu kali nyair, sakali nyair ge lauk bakal beunang," ceuk
urang Korea.
"Eh Tuan-tuan, eta oge masih can sabaraha. Di nagara kuring mah teu
kudu make sair. Cukup make gayung, sakali nyiuk pasti meunang lauk 2
siki bae mah," ceuk urang Cina.
Urang Indonesia anu cicing bae embung eleh, pok manehna
nyarita,"Yeuh... bapa-bapa, ente can pernah ka Indonesia nya ? Yeuh,
di nagara kuring mah, di unggal walungan, rek ngala cai saember oge
hararese lantaran kudu nyingkah-nyingkahkeun heula laukna, kakara
caina bisa di siuk."
----------
Saurang Amerika keur ngabohong, "Usum salju di nagara kuring kacida
tirisna. Tepikeun ka kudu masang alat pemanas dina awak sapi supaya
maranehna henteu ngahasilkeun es krim. "
Urang Timur Tengah anu keur diajakan ngobrolna embung eleh, "Ah,
enteng atuh eta mah. Yeuh, usum panas di nagri kuring mah kacida
panasna. Nepikeun ka kudu masang AC dina kandang hayam supaya hayam
bikangna henteu ngalurkeun endog kulubna! "
----------
Saurang awewe jeung saurang lalaki keur diuk pahareup-hareup dina
hiji meja restoran. Basa aya saurang lalaki asup ka eta restoran, si
lalakina ujug-ujug morosotkeun diukna, tepikeun ka asup ka kolong
meja.
"Ibu!" si pelayan ngagorowok reuwaseun, "Caroge ibu lebet ka kolong
meja!"
"Is lain," ceuk si awewe, "Salaki kuring mah itu tuh, anu kakara
asup bieu."
----------
Rahul I : "Anjing kuring mah, lamun di titah balanja meuli endog,
tara daekeun lamun endogna geus lila. Hayangna anu seger keneh.
Aambeuanana kacida seukeutna."
Rahul II : "Komo anjing kuring! Lamun di titah meuli udud, pasti
bakal nolak lamun rokona lain favorit kuring. Lain ngan eta wungkul,
manehna moal daekeun ngaroko satungtung can ditawaran ku kuring."
Rahul III : "Lain, ari aranjeun teu apal ka anjing kuring?"
Rahul I&II : "Naha naon hebatna kitu anjing anjeun?"
Rahul III : "Hih, apanan anjing kuring anu ngajalankeun toko tempat
anjing aranjeun balanja teh!"
------------
Dua penjahat keur ngali hiji kuburan Cina, maksudna rek ngala huntu
Emasna. Basa kuburan geus beres dikali, anu saurang turun, ari anu
saurang deui nungguan di luhureun kuburan bari ngawaskeun
sabudeureun kuburan bisi aya anu nganyahoankeun kalakuanana.
Penjahat anu dihandap tea geus hasil nyalangapkeun si mayit, terus
huntu Emas dilaan make tang. Sanggeus beunang, lung si huntu Emas
teh di alungkeun ka luhur, ka babaturanana anu nungguan di luhur
kuburan tea.
Barang si huntu emas tea geus kasanggap ku penjahat anu di luhur,
gorowok teh si mayit ngagorowok, "Kade euy, huntu luhur dipiceuna
kudu kahandap."
-----------------

Banyol

"Barudak, ayeuna urang diajar nyieun paparikan, tapi kudu
murwakanti, cik pek mimitian ku silaing Jat," ceuk saurang guru
anyar ka si Ajat."Urang Batak dagang batik, nincak batok ngabeletek.
Lantran hayang balantik, randa montok dagang lotek." Ceuk si Ajat.
"Alus euy, cik ayeuna ilaing Itok."
Itok,"Neundeun jara dina nyiru, ka Ciaro nyiar pare. Mun kakara jadi
guru, moro-moro poe pere."
"Hade euy eta oge, tapi jiga nu nyindiran dewek silaing mah…" ceuk
Pa guru keukeureuceuman.
--------------------
"Neng, cinta Akang mah bodas nyacas lir kembang malati," ceuk
saurang jajaka ka kabogohna.
"Ari Akang, cinta sajati mah biru Kang, biru langit, biru laut,
sanes bodas," tembal si wanoja.
"Ah eneng mah, puguh bodas."
"Biru Kang, biru!"
"Bodas!"
"Biru!"
Saurang lalaki anu rada mabok anu ngadengekeun nyampeurkeun bari pok
nyarita,"Gandeng! Mending pariksa heula tah mata teh bisi aya nu
buta warna."
--------------------
"Cik Oded, daerah mana anu disebut leuitna Jawa Barat ?" ceuk Pa
guru ka si Oded.
"Karawang, Pa!" tembal si Oded.
"Bener. Cik silaing Itok, ari leuit wadah naon ?"
"Wadah kiridit macet Pa!" ceuk si Itok bari nyengir.
--------------------
Di hiji lembur aya dua ustad anu silih pikahormat. Hiji mangsa dina
waktu solat lohor, ustad anu duaan eta jeung jama'ah liana geus
araya di masjid rek solat lohor berjamaah.Eta dua ustad silih surung
pikeun jadi imam. Itu embung ieu embung, kalahka silih sururng,
bakating ku silih hormat. Antukna, dur teh bedug asar!
--------------------
Si Itok kabeukina lalajo maenbal. Basa hiji peuting manehna begadang
nepi ka isuk dipake lalajo. Isukna di sakola Bu guru nerangkeun
ngeunaan sajarah kapanggihna benua Amerika. Basa ningali si Itok
nundutan, Bu guru nanya,"Cik Itok, saha anu manggihan benua Amerika
teh?" Bari masih nundutan si Itok ngajawab, "Sa..sa..sanes abdi Bu!"

--------------------
Si Uhe kabeukina ngurek. Ti isuk tepi ka sore gawena ukur ngurek.
Nepikeun ka hiji mangsa, bakat ku jongjon bae tungkul ningalian
liang belut, manehna kacida reuwaseunana basa cengkat di
hareupeunana geus rame ku nu cing gorowok bari jeung marawa batu....
Basa manehna luak-lieuk, manehna kakara sadar....manahoreng ngurekna
teh geus tepi ka bunderan HI geuningan.....!
---------------------
Si Kabayan keur ulin ka kota, ngabebenjokeun hatena anu keur keuheul
ka si Abah mitohana. Di hiji lantai dasar rohangan hiji gedong,
manehna ngahuleng hareupeun lift. Keur kitu saurang lalaki tengah
tuwuh asup. Lift nutup, naek ka luhur. Teu kungsi lila, lift geus
turun deui ka handap. Si Kabayan masih ngajanteng. Basa panto lift
muka, kaluar saurang bencong mani menor. Ningali kitu, nyeh si
Kabayan seuri, dina hatena ngagerentes, "Keun siah diwarah ku aing
mah si Abah teh. Sina asup kana ieu panto geura ngarah jadi bencong
!"
----------------------- "Naon nu karasa Jang, pan jiga nu teu ku
nanaon ?" ceuk saurang dokter ka saurang budak ngora, pasena.
"Anumawi Dok, salah nginum obat abdi teh," ceuk si pasen.
"Salah kumaha ?"
"Enya, ari manawi teh obat batuk, boro ku abdi di leueut, ari pek
teh obat bulu . Heug bae dina letah jeung tikoro abdi baruluan."
--------------------
Kacaritakeun di salah sahiji bar, saurang lalaki anu pangawakanana
leutik keur diuk bari anteng ngelepus udud. Teu kungsi lila saurang
preman satempat nyampeurkeun ka lalaki tadi.
Teu antaparah ujug-ujug, "ciaaat...!" si preman teh najong eta
lalaki. Atuh puguh wae lalaki eta teh labuh tisungkruk tina
bangkuna.
Sanggeus manehna hudang, pok si preman teh ngomong jumago, "Tah anu
tadi teh ngarana Taekwondo ti Korea."
Kulantaran sieun, si lalaki tea teh ukur jempe teu ngomong sakecap-
kecap acan, terus manehna diuk deui kana bangkuna.
Ningali kitu si preman beuki wanian, atuh teu kungsi lila,
"Gubraaag...!", si preman ngabanting deui lalaki eta, atuh puguh bae
si lalaki teh ngajengkang ka tukang. Waktu manehna hudang deui, pok
si preman teh ngomong deui, "Lamun anu eta ngaranna Judo ti
Jepang.!"
Lalaki eta tetep teu malire si preman, terus manehna diuk deui. Tapi
teu kungsi lila, si preman nonjok lalaki tadi, "Buggg...!", si
lalaki labuh deui, si preman ngomong deui semu anu ngahinis, "Tah
lamun anu eta ngaranna Boxing ti Amerika..!".
Si lalaki tadi kakara sadar, yen biwirna ngaluarkeun getih. Terus
manehna hudang, tapi teu diuk deui jiga tadi, tapi terus ngaleos ka
luar bar. Teu kungsi lila, manehna datang deui, bari terus
nyampeurkeun si preman tadi.
Teu antaparah, "Bletaaak..!", si preman ditinggang ku menahna ti
tukang.
Atuh gubrag, si preman teh ngagubrag kapiuhan. Si lalaki tea hayang
ngajelaskeun ka si preman, tapi sanggeus didagoan sababaraha lila,
si preman teh can keneh sadar. Atuh terus bae manehna nyampeurkeun
ka anu boga bar, bari pok ngomong, "Pa, lamun eta preman sadar, omat
pang bejakeun, anu tadi teh ngaranna linggis ti gudang..!!"
------------------------
Sapasang salaki-pamajikan boga budak ajaib. Basa eta budak umurna
sataun manehna geus bisa ngomong jiga nu geus gede, basa dua taun
manehna geus bisa maca, basa tilu taun manehna geus jago kalkulus.
Basa umurna geus opat taun, manehna bisa ngaramal pikahareupeun.
Hiji mangsa manehna ngaramal yen umurna tinggal sataun deui,
indungna tinggal dua taun deui, bapana tinggal tilu taun deui.
Enyaan, sataun ti harita manehna maot. Taun saterusna indungna anu
maot. Basa maleman rek tilu taun ti harita, giliran bapana anu kudu
maot, bapana mabok bebeakan. Tapi aneh, poe isukna basa bapa eta
budak hudang, manehna henteu maot, euweuh kajadian nanaon. Tapi basa
manehna mukakeun panto rek nyokot susu, kasampak teh tukang susu
langgananana geus ngajoprak maot.
--------------------
Saurang budak bangor kapeutingan balik, tungtungna manehna meuting
di masjid. Basa rek reup pisan manehna sare, kana awakna karasa
aya anu ngeleketek bari teu katingali jirimna. Rey bulupunduk si
budak teh narangtung. Gerenyem bae eta budak teh babacaan. Kusabab
anu apal ukur kulhu, nya gorolang bae anu dibacana teh kulhu. Sabot
kitu, kalayang teh aya sajadah hiber dibarengan ku hiji sora, "Moal
sieun euy, da kulhu kulhu bae mah dewek bisa!"

Banyol

Si Kabayan keur ngawaskeun barudak anu keur tarotonggengan di sisi
sawah, ngurek. Katingali ku manehna, barudak teh jiga anu can
mareunang belut. Terus disampeurkeun. Geus deukeut pok ngomong,
"Yeuh, barudak. Hayang nyaho cara ngala belut anu gampang ?" Barudak
nareuteup si Kabayan bari narembalan, "Kumaha kitu Kang Kabayan
?""Gampang, angkat bae geura galengan sawahna, moal burung rambay
tah belutna tinggal metotan!" ceuk si Kabayan bari nyerengeh,
ngaleos.
--------------------
"Sanggeus sim kuring ngadengekeun keluhan anjeun, kuring bisa narik
kacindekan yen anjeun geus gelo," ceuk saurang dokter ka saurang
pasena.
"Aya deui pamanggih anu sejen Dok?," ceuk pasena malik nanya.
"Eu....aya. Anjeun oge bodo!"
---------------------------
Si Kabayan di titah ngala tutut ku pamajikanana, Nyi Iteung anu keur
nyiram. Cling indit ka sawah. Sanggeus sawatara lila can balik keneh
bae. Nyi Iteung panasaran, terus nyusul ka sawah. Gok teh tepi
kasawah, katingali si Kabayan keur ngajentul dina galengan bari
nyoeran tutut ku nyere. Nyi Iteung kacdia keuheulna, pok nyarita,
"Yeuh, kang Kabayan! Ari Akang eling henteu ?""Har, ari Iteung nya
puguh bae atuh matak daek ge di titah ngala tutut.""Ari eta geuning
ngala tutut bet dicoeran kitu, lain diancruban?""Ih, ari Iteung. Mun
tingal, apan jeronana ge nepikeun ka salaput langit tuh!" ceuk si
Kabayan bari nunjuk kalangkang langit dina beungeut cai sawah.
--------------------
Dina hiji waktu aya saurang lalaki geus kolot datang ka tempat
praktek saurang dokter. Sanggeus ngagoler bari dipariksa, manehna
kalahka kasarean.
"Kunaon sabenerna Bapa teh ?" ceuk dokter nanya lalaunan.
"Teu boga kamar Dok."
-------------------
Salah sahiji pasangan salaki-pamajikan geus kasohor tukang parasea
unggal poe. Kawas dina hiji waktu geus kadenge deui maranehna
hog-hag pasea.
"Dasar lalaki nurustunjung siah!" kadenge pamajikanana ngagorowok.
Ditema ku si lalakina, "E..eh, dasar awewe teu nurustunjung siah!"
Si awewena malik nembalan leuwih tarik, "Naon ? ceuk saha teu
nurustunjung hah!?"
--------------------
"Itok, kunaon maneh ceurik ?" ceuk mang Oded basa ningal si Itok
keur ngahinghing di sisi jalan.
"Duit uing 1000 leungit mang...," si Itok nembalan.
"Jep, montong ceurik deui. Tah yeuh digantian ku Emang 1000," ceuk
mang Oded bari mikeun duit sarebu rupia. Si Itok narima duit pamare
mang Oded, tapi ceurikna kalahka beuki tarik.
"Heh, naha leweh keneh bae silaing teh Itok ?" mang Oded rada keuheul
Si Itok nembalan deui,"Coba duit uing anu sarebu teu leungit Mang,
meureun jadi boga duit 2000 ayeuna teh..."
Mang Oded ngaleos bari kukulutus,"Abong anak Si Kabayan siah!"
--------------
"Itok, naon sababna ucing sok ngudag beurit ?" ceuk Pa guru.
"Sabab ngudag anjing mah sieuneun, Pa."
-------------
Kahareupeun dua pemuda anu keur mabok, ngaliwat si Ayu tukang
jajamu, bari ngagandong bakul wadah jamuna.
"Aneh nya euy, naha tukang jajamu make sok ngagarandong bakul ?"
ceuk pamuda nu saurang.
"Jigana teh pedah eta euy, lamun ngagandong ransel mah sieuneun
disangka sukarelawan ka Afghan meureun." "Naon sababna gambar anu
keur sare sok make lambang z ?"
"Sabab hartina teh : zim zuring zeur zare ziah!"
----------------------
Si Kabayan ka mall rek meuli sarung jeungeun lebaran. lila
muter-muter, can manggih keneh bae. Pelayan anu titadi ngawskeun,
karunyaeun, terus nyampeurkeun bari po nanya, "Peryogi naon Akang
teh ?"
Si kabayan ngajawab bari semu ngahuleng,"Puguh Akang teh keur
neangan sarung. Hanjakal lalogor kabeh geuningan."
-----------------
Dua lalaki mabok keur ngarobrol.
"Lamun paeh, uing mah hayang dikuburkeun di lapangan golf," ceuk nu
saurang.
"Naha?"
"Di lapang golf biasana sok loba awewe gareulis. Jadi uing rek noong
ti handap."
--------------------
Dua garong anu geus lila teu panggih, papanggih di hiji tempat.
"Cenah silaing teh ayeuna mah geus insyaf tara ngagarong deui. Terus
naon gawe ayeuna ?" ceuk nu saurang.
"Ah, teu pira euy, ukur muka toko di sababaraha tempat," tembal
baturna.
"Wah, hebat geuning. Ngajualan naon di tokona ?"
"Lain jualan euy. Kuring mah muka tokona ge ti peuting, make linggis
jeung ragaji beusi..."
------------------------
"Itok, memeh sare silaing sok naon heula?" ceuk P aguru ka si Itok.
"Nundutan heula Pa," ceuk si Itok kalem.
-----------------------
"Cik Ajat, naon sababna basa Jepang datang ka Indonesia make
ngaku-ngaku dulur kolot Indonesia?" ceuk Pa guru ka si Ajat.
"Margi lamun langsung ngaku bade ngajajah mah pasti moal ditarima,"
ceuk Ajat.
"Bisa, cik ari nurutkeun maneh kumaha Itok?"
"Ceuk abdi mah, sabab lamun ngakukeun pamaen basket mah moal
dipalercaya da parendek awakna."
----------------
'Heh! naha ieu runtah teh can di piceun bae?," ceuk saurang pengawas
kebersihan ka tukang kabersihan jalan.
"Pa, dina ramalan cuaca di TV, cenah poe ieu teh rek aya angin
puyuh. Naon gawena atuh engke angin puyuh?"
--------------
Saurang profesor nyarita ka pamajikanana anu rek indit ka
pasar,"Kade poho, pangmeulikeun jas hujan keur Bapa."
"Har, apan usum halodo ayeuna mah Pa," ceuk pamajikan profesor.
"Oh, enya nya, ari sugan teh sanggeus usum halodo ayeuna bakal
datang deui usum hujan...."
--------------
"Panyakit anjeun kacida gawatna, jadi kapaksa kudu dioperasi heula
samemeh anjeun diasupkeun ka jero tahanan," ceuk dokter ka saurang
lalaki anu tas maehan jalma.
"Dokter mana anu rek ngoperasina Dok ?"
"Dokter bapana pemuda anu ku anjeun dipaehan!
---------------
"Dokter, unggal dinten pun lanceuk sok miceun kuntung roko," ceuk
saurang ibu ka dokter.
"Kunaon kitu Bu ? pan sae sanes ?"
"Sanajan kana sungutna Dok?"
---------------
"Punten pa, abdi rek ngagadekeun ieu sapi," ceuk si Kabayan ka
pagawe Pegadaian.
"Punten Kabayan, pegadaian mah teu narima benda hirup."
"Nya lamun kitu mah ke uing rek ngagadekeun rendangna jeung sop
buntutna bae atuh."
Banyol

Si Tomi karespna chatting. Ti balik sakola nepi ka peuting make ID
tom/16/m/bdg. Nyedek ka isuk ID-na di robah jadi deby/17/f/jkt. Ngan
kitu jeung kitu pagaweanana nepikeun ka hiji waktu manehna ngahuleng
teu yakin naha manehna teh lalaki atawa awewe!



Saurang lalaki kacanduan internet, nepikeun ka poho neangan pi
pamajikaneun. Ahirna manehna ngiluan ka biro jodoh jeungeun neangan
pipamajikaneun anu salah sahiji saratna nyaeta bisa di"Refresh".



"Basa ulang tahun anu ka genep puluh lima aki Gaok nyarita ka si
nini yen manehna hayang teuing ngora deui...diomongan kitu si nini
asa
kaingetan " Ih puguh aki.. nini teh boga obat..!"
"Obat kuat.. nini ?" Si aki motong
"Hus..lain... obat kangoraan ieu mah.!"
"Nya naon hasiatna nini?" Ceuk si aki panasaran
"Lamun aki neureuy satablet...aki bakal balik deui sapuluh taun
katukang..!"
"Nu bener ieu teh nini..?"
"Pek we cobaan...!" Ceuk si nini bari ngasongkeun genep tablet.
"Tapi
omat ulah di teureuy sakaligus..nini teu tanggung jawab !"
"Beres lah..!" Ceuk si aki bari nampanan obat.
Isukna si nini rada reuwas, biasana si aki lamun isuk-isuk sok geus
camegoh dihareupeun hawu ngadon siduru. Barang dikeleyeng kasampak
si aki keur nununtun momobilan, bari sungutna terus ngecom
"Bremmm...bremmm..tidid..tidid.!"
Ningali lalampahan si aki anu rada mahiwal, ras si nini inget ka
obat
anu kamari. " Aki kamari neureuy obat sabaraha siki...?"
" Diteureuy kabeh..nini...ih asa kaparengan aya nyaneh kadieu..pang
nyokotkeun empeng jeung kaleci tinggaleun dina palangdada..awas
nyingkah bisi katabrak..brem... brem..tidid..tidid...!"
" He.he.he...untung kuring mah ngan ukur neureuy opat siki euy!"
ceuk
si nini bari gidig ka warnet nek ngadon chating
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi/Aug 06 2001 / 02:39:58)
( ha....ha...ha......ha..........!!??)




"Cing atuh jang diajar teh sing getol....tuh tingali....si Uhe mah
najan saumur jeung ilaing meunang bea siswa,....terus si Uned
bintang palajar disakolana,...meunang hadiah sapedah !".
Dipokpokkeun kitu teh dasar budak, kalahkah nembal ,"Ari
bapa.....tuh Bill Clinton ge najan saumur bapa geus jadi presiden,
ari bapa...?"
(Kintunan ti : reffra/banten)
(ah budak kang refra deui wae jigana teh nya ....??!!!)



Si Uhe geus dicap jelema limpeuran alias pohoan, bakating ku
limpeuran neupikeun kapoho tara cecewok acan. Hiji mangsa manehna
ningali iklan obat anu hasiatna "Meningkatkan Daya Ingat" rumasa sok
pohoan si Uhe nyobaan dua gelas . Heuleut satengah jam paroman si
Uhe rada lain..siga nu kaduhung nginum eta obat,barang
ditanya..manehna ngajawab.
"Kaduhung euy..murak obat ieu..!"
"Nya kunaon kitu pahili jeung engrin..?"
"Lain euy..hutang urang aringet deui...!"
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)
(ukur dahar jigana teh nu moal tepi ka poho mah nya kang ??!!)



Dijero beus kuring lungak-longok neangan bangku kosong, kaparengan
dibangku pangtengahna aya keneh anu kosong keur saurangeun deui.
Gek...kuring diuk, tapi barang ret ka gigireun..gebeg hate kuring
ngagebeg sabab batur sabangku teh paromana pikaseremeun, make
kacamata hideung, jaket
kulit,buuk gondrong rada metal,cangkengna nyoren tas leutik anu sok
dipake paragi ngawadahan kacamata atawa batu ali.
"Walah preman euy...paingan atuh batur mah euweuh nu waniaeun diuk
didieu...!" Gerentes kuring bari ngaragap dompet bisi aya nu nyopet.

Sajeroning diperjalanan hate kuring teu tenang sok sieun ujug-ujug
pel peso balati ditempelkeun kana beuheung, leungeuna ngagaramang
kana dompet bari sungut anu bau alkohol ngaharewos nitah ulah
geruh..hiiii....kuring
ngabirigidig. Untung we sawangan anu garoreng teh henteu jadi
kanyataan, sabab manehna anger we cicing bari panona
gular-giler..ningali kitu hate kuring rada reug-reug, jorojoy kuring
hayang ngajak ngobrol, tapi pas nek nanya pisan, manehna ujug-ujug
ngaragap angen siga nu seueul hayang
utah,teu kungsi lila...oo..oo manehna utah..untung we aya kantong
keresek gede, jadi teu umpruh ampreh...lung dialungkeun kana
jandela.
Ningali kitu kuring jadi karunya song kuring ngasongkeun cai aqua
anu can sempet di inum. leguk manehna nginum.
" Hatur nuhun kang..punten tadi teh sanes teu hoyong ngobrol sareng
akang, ngan ieu angen teu kuat nyelek wae !" Ceuk manehna bari muka
kacamata hideungna. Saumur nyunyuhun hulu kakara ngadenge aya preman
sopan.
"Ulah ngerakeun korp euy..maenya preman mabok..!" Kuring rada wani
ngagonjak.
" Maklum wae atuh kang nembe diajar...!"
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)



Kacai jadi saleuwi kadarat jadi salebak
Kacai lain nek mandi tapi nek noong nu ibak
Sapanjang jalan Soreang moal weleh diaspalan
Sapanjang tacan bunkeyang moal weleh dirojokan
Kacang cilik kacang cinok kacang panjang gegeberan
Hayang teuing ka SiDenok ngan hanjakal tos jaweran
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)
(teu...teu ulubiung ki kuncen mah......!)



Dialun-alun aya perlombaan "Reuay Budak". Peserta kahiji langsung
ngagorowok, "Tingali euy budak dewek mani reuay!" Ceuk manehna bari
ngagiringkeun anakna 12 urang.
Gerrr penonton surak......
Peserta kadua teu kalah set bari ngabariskeun anakna manehna
ngagorowok leuwih tarik.
" Siaaap Graaaak....Berhitung..!"
" Hiji...Dua...Tilu....dst
Anu pangpanderina ngagorowok." Dua puluh opaaaatt..!" bari terus
maju kahareup.
"Lapor..sapuluh urang deui kakantun..!"
Gerrr penonton surak leuwih rame.
Ayeuna giliran peserta pamungkas,beda tinu lian manehna teu mawa
budak sasiki-siki acan..tapi pas naek kana podium... penonton seah
eak-eakan bari terus pating gorowok patembalan, "Hidup bapa...hidup
bapa..hidup bapa uiiing..!"
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)
(tah, pesrta pamungkas teh nya kuncen sundaweb.com basa nuju jadi
bupati keneh!!??)

Banyol

Saurang dokter bedah kaluar ti kamar praktekna, nyampeurkeun awewe
pamajikan pasena.
"Sim kuring boga beja hade jeung goreng ngeunaan hasil operasi
caroge Ibu," pokna.
"Naon beja hadena Dok ?" ceuk si Ibu
"Caroge Ibu tos moal kaserang deui panyakit jantung."
"Beja gorengna naon Dok ?"
"Anjeuna geus teu bisaeun deui ngambekan."
-----------------------
Mabok I : "Anjing kuring mah bener-bener hebat euy!. Bisa asup ka
imah maneh, balikna mawa sapatu. Padahal katingalieun ku anjing
maneh."
Mabok II : "Geus nyaho dewek ge euy, anjing dewek ayeuna keur lapor
ka pulisi."
-----------------------
"Yeuh, sing sabar bae Nyai, hirup mah muter jiga roda. Sakapeung di
handap, sakapeung deui di luhur," ceuk saurang salaki ka
pamajikanana.
"Tapi naha Kang hirup urang mah di handap bae geuning ?"
"Hih, ngaran na oge pan roda Nyai. Sakali-kalieun pasti bae aya
macetna!"
----------------------
"Cik Itok, naon ngaran suku anu jadi penduduk asli Amerika ?" ceuk
Pa Guru ka si Itok.
"Indian Pa," ceuk si Itok.
"Bener. Tapi naon sababna ayeuna geus meh tumpur?"
"Ih, pan anu kitu anu disebat demokrasi ku Amerika mah Pa!"
-----------------------
Saurang jalema keur mabok di hiji bar, nanya ka babaturanana,"Saha
itu euy awewe geulis anu diuk di pojok?" pokna bari nunjuk saurang
awewe geulis.
"Har, apan pamajikan silaing euy eta teh," ceuk baturna.
"Hih, sugan teh pamajikan maneh euy!"
-------------------
"Dokter, sababaraha waktos ieu abdi teh janten alergi upami ningali
angka 0 teh," ceuk saurang Bapa-bapa ka saurang dokter.
"Wah, panyakit anyar deui jigana mah Pa," ceuk dokter, "kumaha tah
gejalana ?"
"Puguh nyeta dok, panyakit teh kumatna ukur waktu si Sujang anak
abdi nyebutkeun deretan angka 0 tina duit anu dipentana. Beuki loba
angka 0 na beuki nyanyautan kana hulu teh dok."
---------------------
"Ari maneh nanaonan Itok, ngarorocet tembokan imah geuningan," ceuk
nyi Iteung ka si Itok anakna.
"Har ari ema, pan keur nurutan Pablo Picaso, ma," ceuk si Itok kalem.
"Lamun kitu, ti mimiti poe isuk maneh teu meunang ulin deui jeung si
Pablo Picaso nya."
---------------------
Kacaritakeun di tengah perjalanan, si Nasruddin anu urang Timur
Tengah, ngarasa cape jeung hnaang. Terus maranehna neangan warung
keur ngareureuhkeun kacapena. Kulantaran maranehna ngan ukur boga
duit sauetik, kapaksa ukur bisa mesen sagelas susu tawar jeungeun
duaaneun.
"Pek bae ente heula nginum satengah, " ceuk baturna si Nasruddin,
"nu satengahna sesakeun keur kuring, soalna kuring boga gula, ke rek
dipake ngamisan susu bagean kuring"
"Naha lain campurkeun ayeuna bae atuh gulana ?" ceuk si Nasruddin
kerung, neuteup baturna.
"Gulana apanan ngan saeutik, ukur cukup satengah gelaseun," ceuk
baturna deui.
"Nya, teu nanaon lah," ceuk si Nasruddin," bari ngusiwel ngaluarkeun
bungkusan uyah tina saku jubahna, terus dipake murulukan cai
susu,"Kabeneran kuring mah keur hayang nginum susu asin," pokna deui
bari seuri.

"Ari istri anu satia, lamun ditingal tina rupa rambutna, anu warna
kumaha Ki ?" ceuk saurang pemuda ka Akina.
Si Aki ngajawab,"Ih, nya puguh we anu bodas bakat ku geus kolot atuh
Jang."
------------------------
"Kunaon maneh geus ceurik deui bae Itok?" ceuk mang Oded basa nempo
si Itok keur ceurik lewa-lewe di buruan imahna.
"Manuk cangkulileung uing paeh mang," ceuk si Itok, "Mangkaning di
ingu ti keur can buluan keneh Mang."
"Lah, teu pira ge manuk atuh euy, make jeung kudu dicwungceurikan
sagala. Emang mah yeuh, basa di tinggalkeun maot ku Aki ge teu ieuh
mske ceurik euy." ceuk mang Oded deui.
"Nya meureun bae da Emang mah teu ngingu aki ti leuleutik," ceuk si
Itok rada nyentak.
----------------------
"Itok! kumbah heula lauk meunang nguseup teh, urang goreng," ceuk
nyi Iteung ngagorowok ti dapur ka anakna.
Si Itok nu keur maen kaleci di buruan hareup nembalan bari sarua
ngajorowok, "Teu kudu dikumbah atuh Ma, da sapopoena ge lauk mah aya
dina cai!"
----------------------
"Lamun geus lulus SMP, rek sina neruskeun kamana budak teh ?" ceuk
saurang kolot ka baturna.
"Ah, rek di ka SD keun deui bae ku kuring mah," jawab baturna.
"Harr, naha?"
"Pan ngarah meunang beasiswa."
---------------------
Mabok I : "Kumaha jadina nya euy lamun kabeh manusa lalampahanana
geus siga urang kabeh....?"
Mabok II : "Nya puguh bae bakal loba setan anu jaradi pangangguran
meureunan euy."
----------------------
Hiji mangsa keur ususm panen Gandrung (Gandum) di Timur Tengah, si
Nasruddin kapanggih keur ngeusikeun gandrung tina karung tatangana
ka na karung manehna. Si Nasrudin langsung di jagragkeun ka juragan
hakim.
"Kunaon anjeun nyokot gandrung tatangga ?"
"Puguh eta juragan hakim, sim kuring teh limpeuran, hese
nganyahoankeun yen eta karung anu tatangga."
"Lamun kitu, naha anjeun henteu ngasupkeun gandrung anjeun kana
karung tatangga ?"
Si nasrudin ngahuleng sakedap, "Har, ari juragan hakim, sim kuring
ge apanan apal ari kana karung sorangan mah!"
------------------------
Di hiji sakola di pilemburan keur aya kerja bakti, ngakutan batu
bata pikeun ngahadean eta sakola.
"Naha maneh mah ukur mawa sasiski Itok ?" ceuk Pa Guru basa ningal
si Itok ngakutan batu batana ukur hiji-hiji, "Tuh tingal nu sejen,
paling sauetik mawa lima siki."
Si Itok nembalan, "Eta teh cingcirining nu sejen teh ngaredul Pa
Guru, arembungeun loba bulak-balik leuleumpangan."
--------------------------
"Kamari mah huntu anu sok nyeri bae teh geus di cabut euy, ka dokter
gigi," ceuk si Tomi ka baturna.
"Kumaha atuh ayeuna ? geus cageur ?" ceuk baturna malik nanya
"Teuing atuh. Apanan huntuna ge di tinggalkeun di tempat praktek
dokter lin ?" ceuk si Tomi semu bingung
---------------------------
"Dokter, lamun kuring keur ngeunteung, anu katingali teh kalangkang
saurang lalaki anu jiga mayit. Awak kuring ayeuna begang, beungeut
kanyos, kulit peot, buuk oge marurag. Kaserang panyakit naon nya Dok
ari kuring ?" ceuk saurang lalaki bari rumahuh.
"Waduh, duka teuing atuh nya Pa. Tapi hiji hal penting anu perlu ku
abdi di tepikeun : tetenjoan Bapa masih kacida hade!"
Banyol

Saurang pemuda tas mabok. Sasampoyongan nyamperkeun saurang lalaki
nu rek indit juma'ahan.
Geus deukeut, pok nu mabok teh nanya , "Pa haji, pa haji, ari didieu
juma'ahan poe naon ?"
----------------
Hiji mangsa si Kabayan dititah melak lauk ku mitohana. Gidig manehna
indit mawa pacul jeung lauk dina ember. Inditna lain ka balong, tapi
ka kebon.
Tepi ka kebon, gecruk manehna macul. Beres macul, ceb, ceb, lauk teh
dipelakkeun siga melak tangkal sampeu !
-----------------------
"Pa pulisi, Pa pulisi, itu geura aya nu keur ngadu di kebon awi,"
ceuk saurang lalaki ka pulisi anu kabeneran keur ngaliwat.
"Ngadu naon Jang ?" ceuk pulisi.
"Ngadu.....rukan!" ceuk si lalaki bari lumpat.
-----------------------
Sanggeus ngajarkeun pupuh kinanati, Pa guru nanya ka murid-muridna.
"Wayah naon cenah budak leutik teh ngapungna Yat ?" ceuk Pa guru ka
si Yayat.
"Peuting, Pa guru," ceuk si Yayat.
"Neangan naon cenah Min ?"
"Neangan nu amis-amis," ceuk Amin.
"Saha atuh eta anu ngapung teh Itok ?"
"Betmen, Pa guru !" ceuk si Itok yakin pisan.
----------------------
"Cik Bapa hayang nyaho, naon cita-cita maraneh ?" ceuk Pa guru ka
barudak.
"Jadi Insinyur!" ceuk Amir.
"Jadi dokter abdi mah," ceuk si Yati.
"Ari maneh hayang jadi naon Itok ?" Pa guru neuteup si Itok anu
cicing bae.
"Hayang jadi teuleutabis Pa Guru!" ceuk si Itok nyerengeh.
-----------------------
Si Ibro meuli semprong lampu ka toko si Babah.
"Bah, aya semplo ?" ceuk si Ibro
"Euweuh semplo mah," ceuk si Babah.
"Ari eta naon ?" ceuk si Ibro bari nunjuk semprong lampu.
"Enya semplo," ceuk si Babah. Maksudna mah semprong, ngan nyaritana
teu pati bentes.
"Heueuh ceuk aing ge nu kitu mah semplo deuleu!" ceuk si Ibro deui
bari seuri.
-------------------
"Cik naoan anu dipikasieun ku maneh Amin ?" ceuk Pa guru.
"Oray Pa guru!" ceuk Amin.
"Ari maneh Mir ?"
"Maung Pa guru" ceuk Amir.
"Kumaha ari maneh Itok, sieun ku naon ?"
"Sieun ku Kangguru Pa Guru," ceuk si Itok nyerengeh.
---------------------
"Cik atuh euy ari rek sare-sare teuing mah buka heula kaca mata
teh!" ceuk saurang lalaki ka babaturanana anu make kacamata mineus.
"Har, ari silaing! pan kamari ge uing ngimpi narima surat ti
kabogoh, heug bae teu kabaca da teu make kacamata!"
---------------------
Mabok I : "Tuh euy, jiga teh awewe geulis keur leumpang kadieu"
Mabok II : "Parah-parah teuing euy mabok teh, eta mah beca belegug!"
Mabok I : "Ceuk aing awewe, awewe. Hayu urang deukeutan geura." jung
duanana narangtung, raleumpang dadaligdeugan ngajugjug nu dimaksud.
Sihoreng teh setum keur ngarayap ngaratakeun jalan.
"Harrrr, geuning anak sapi euy," ceuk duanana meh bareng.
------------------------
Saurang tukang kadu di sisi jalan keur ngahuleng bae. Ti isuk tepi
ka geus rek sore daganganana can laku sasiki-sasiki acan. Sabot kitu
reg aya mobil BMW eureun. Jut saurang mojang geulis turun,
nyampeurkeun ka manehna.
"Sabarahaan kaduna mang ?" ceuk si mojang.
"Lima puluh rebuan neng," walon tukang kadu, ngahaja dimahalkeun.
"Kumaha lamun limaratus rebuan bae sakalian mang ? tapi kaduna kudu
diteureuy ku sia!" ceuk si mojang bari ngabengbeos deui kana mobilna.
----------------------
"Nembe ayeuna Akang mah neng, mendakan Pramugari anu geulis siga
Eneng," ceuk saurang lalaki penumpang pesawat.
"Naha ari pramugari di pesawat sanes henteu gareulis kitu Kang ?"
"Ih, sanes kitu. Da nembe ayeuna Akang mah nek pesawat!"
---------------------
"Mending mana Ki saur Aki. Mending jaman Walanda atawa mending
jaman ayeuna ?" ceuk incu ka akina.
"Puguh wae aki mah mending jaman Walanda," tembal si Aki.
"Naha Ki ?"
"Hih, jaman Walanda mah Aki bisa bobogohan jeung Noni-noni Walanda,
ari ayeuna ?"
----------------------
"Naon sababna Walanda ngajajah bangsa urang nepi ka tilu sateangah
abad, Itok ?" ceuk Pa guru.
"Sabab bangsa urangna resep ngukut kabodoan!" ceuk si Itok.
"Heueuh bener! Tapi naha Jepang mah ukur tilu satengah taun ?"
"Da survey pasar mah waktu sakitu ge leuwih ti cukup Pa guru!"
------------------------
"Heran uing mah euy. Naha unggal poe jalema sok bur ber
kaditu-kadieu, ka unggal madhab," ceuk saurang lalaki nu keur mabok
ka baturna.
"Nya heueuh belegug! Da lamun arinditna ka hiji madhab mah dunya teh
bakal tijulaeut meureunan!"
--------------------------
"Isukan uing rek ngalamar kabogoh. Kudu kumaha nya euy ?" ceuk
saurang lalaki ka baturna.
"Gampang, make we pakean anu warnana sarua jeung anu di pake ku
Bapana," tembal baturna.
"Moal mungkin euy," ceuk si lalaki deui.
"Na kunaon kitu ?"
"Da calon mertua dewek mah tara make baju puguh ge!"

Banyol

Guru : dimana konferensi AA dilaksanaken?
Murid : di Bandung……..!!!
Guru : Saha wae pesertana anu hadir?
Murid : AA Gym, AA Boxer, AA Tarmana!!! malihan taruangna oge di “AA
Laksana”
Guru : !@##^$&&)(+_*&^$%*^)
(kintunan kang Dede)
----------------
Aya urang sunda, cenah mah rek balanja kaos t-shirt merkna hammer,
tapi tos seep ...
urang sunda : neng aya hammer ....
pelayan toko : hammer..??? oh seep...
urang sunda : eta atuh posh boy....
pelayan toko : sami ... tos seep...
urang sunda : upami seep aya ?
pelayan toko : aya ....!!!,
urang sunda : sok ah ... sawios seep oge ...
(kintunan kang Ferdi)
-----------------------
Si Udeh, Polisi Garut kakara 2 poe dipindahkeun tugas ka Makassar.
Basa keur jaga diparapatan, kurunyung liwat mobil angkot ngalanggar
rambu lalu lintas. Atuh gancang disetop ku si Udeh, bari tipopolotot
nyarek ka kenekna:" Inih dari mana toronjolnyah Opelet? Apah tida
tahu poles bodas pelat beureum, Perboden. Nyaho tidak???? Mancal
siah keneknyah!!!"
Kenek angkot:" ...@#$%&*????!!! (bari seuri haseum)
-----------------------
Disimpang jalan kakuburan si Kemed papanggih jeung baturna anu ceuk
beja geus maot kagiles stum.
" Har...geuning aya dikieuna pajar geus maot !"
" Balik deui teu betah euy.!"
" Jadi maneh teh jur..jur..juriiiig !" Ceuk si Kemed bari ngaberetek
lumpat.
----------------------
Si Acong di sidang di pangadilan tina masalah warga negara.
"Anjeun cicing dimana?" Hakim nanya
"Saha? Abdi?" si Acong malik nanya
"Enya, saderek."
"Oh, di jalan Cibadak!"
"Naon pacabakan?"
"Saha? Abdi?"
"Enya saderek!"
"Oh, tukang ngaput!"
"Sabaraha umur?"
"Saha? Abdi?"
"Lain, aing!" Hakim keuheul.
"Oh, yuswa Bapa mah kinten-kinten lima puluh taun!
-----------------------
Aya profesor duaan keur ngawarangkong uplek pisan bari ngadagoan
kareta berangkat. Tepi ka teu kanyahoan kareta api tereh indit.
"Itu kareta geus maju," ceuk nu saurang.
Deregdeg lalumpatan ngudag kareta nu geus maju lalaunan. Anu saurang
bisaeun naek, tapi nu saurang deui tinggaleun da kurang gesit.
Demi anu tinggaleun tea, gawena ngan ngahuleng bae bangun nu bingung
kacida. Gancang disampeurkeun ku pagawe stasion.
"Teu kedah bingung teuing Bapa, pan sajam deui oge bakal aya kareta
anu mios ti dieu, kalawan tujuanana sami sareng kareta anu nembe,"
ceuk pagawe stasion tea.
"Euh lain, puguh Bapa teh bingung, da Bapa anu rek indit nyabana ge.
Babaturan Bapa mah ukur nganteur wungkul ka stasion," tembalna.
------------------------
"Kamana wae barud jarang katingali..?"
"Manawi nembe pisan ti Arab..!"
"Har...nya aya naon make jor-jor ka Arab sagala..?"
"Manawi basa dimesjid patukeur sendal jeung urang Arab!"
----------------------
"Ki...bade nginum jamu naon pegel linu, encok atawa jamu napsu
makan?" Tanya tukang jamu ka si Aki.
"Lain euy..aya Viagra teu..?" Ceuk si Aki satengah ngaharewos.
"Euleuh-euleuh eta mah jeung budak ngora atuh aki...nya si Aki masih
keneh sok eng ing eng kitu..?"
"Lain jeung nukitu patut deuleu..!"
"Nya keur naon atuh..?"
"Ieu euy sangkan kiih teu nyurucud wae kana suku!"
"Baruuk!
---------------------
Dokter : "Aya dua wartos anu bade di dugikeun ka bapa. Anu kahiji
wartos anu pikabungaheun. Anu hiji deui wartos pikasediheun. Bapa
bade ngupingkeun anu mana heula?"
Pasen : "Abdi mah hoyong ngupingkeun anu pikasediheun heula, Dok."
Dokter : "Sampean bapa kedah diamputasi. Maksadna kadah dipotong
duanana semet tuur."
Pasen : "Ya Allah! teu tiasa ku tarekah sanes anu langkung ringan?"
Dokter : "Teu tiasa."
Pasen : "Dupi wartos pikabungaheunana kumaha Dok?"
Dokter : "Sapatu kagungan Bapa bade digaleuh ku pembantu sim kuring."
----------------------

Banyol

Dina hiji poe,aya tukang pos nganteurkeun surat ka hiji rumah sakit
jiwa,nya biasa atuh ari motorna tara di paehan,terus torojol wae
salah sahiji pasien eta rumah sakit teu antaparah deui ujug-ujug
naek kana motor Pak Pos tea,tapi anehna ngajalankeun motorna ngadon
puputeran wae,lila-lila capeeun oge meureunan terus wae manehna
turun,ditanya wae ku pak pos tea:
Pak Pos :"ari maneh teh deuk naon mamake motor aing?"
Nu Gelo :"Heu-euh tadina mah aing teh arek kabur ti ieu rumah sakit
teh,make motor maneh"
Pak Pos :"naha atuh ngadon puputeran wae?"
Nu Gelo :"da ieu atuh lampu sen na hurung wae anu katuhu,nya kuring
teh terus we puputeran nurutkeun lampu sien"
(kintunan cep Edi)
----------------
Kacaritakeun di Indonesia aya 26 pasien rumah sakit jiwa anu rek di
pariksa ka luar negri, ari transportasina make pesawat hercules. Di
tengah jalan nu garelo teh ngadon marean bal di jero pesawat. Puguh
wae si pilot jeung co-pilotna ngarasa kagandengan, pok si pilot teh
nitah ka co-pilotna supaya nge-cek katukang,"Cing euy titah caricing
kituh,ulah raribut wae!"
Barang si co-pilot mariksa katukang,kasampak teh meuni rame nugarelo
ngadon maraen bal, pok si co-pilot nyarita, "Cing atuh euy ulah
maraen bal di jero pesawat gandeng!"
Sanggeus ngomong kitu si co-pilot teh balik deui ka gigireun
pilot,geus rada lila kaayaan teh jadi simpe pisan.
Si pilot nitah deui ka co-pilotna, "Cing euy cek deui katukang
ayeuna keur naraon tah nugarelo teh",atuh leos deui si co-pilot teh
mariksa katukang. Kasampak teh anu gelona arareuweuh,tinggal opatan
deui keur dariuk,terus si co-pilot teh nanya kanu opatan tea,
"Kamarana euy nu sejenna?"
Pok nugelo tea ngajawab "Apanan tadi teh dicarek lin teu meunang
mengbal dijero pesawat? "cek nugelo
"Heueuh kamarana ayeuna?"co-pilot nanya deui.
"Tadi teh sanggeus dicarek ku didinya, ararindit kaluar,ceunah rek
maraen bal diluar wae!" jawab nugelo "Naha maraneh teu
ngalilu?"co-pilot nanya deui
"Apanan urang opatan mah pemain cadangan".
(kintunan cep Edi)
----------------------- Aya saurang pemuda tengah peuting
kokoloyongan mabok. Lantaran leumpangna sosolontodan, atuh jedak bae
manehna katabrak modil nepikeun kakapiuhan. Sabada dicareuceuhan ku
sakur jalma nu araya di dinya, si eta pamuda teh lilir. Pok nyarita,
" Geuning loba jalema, jeung bet siga-siga aya nu katabrak nya ?"
----------------------
Hiji mangsa, waktu rek jumaahan. Merebot anu geus biasa adan can
datang keneh bae. Sanggeus ditungguan sabaraha lila can datang keneh
bae. Antukna imam mere kasempetan ka sing saha bae nu sanggup
ngaganti merebot.
"Sok ka hareup, saha bae nu bisa adan, batan juma'ahan gaplah mah,"
ceuk imam.
Ana geuleuyeung teh si Joni maju ka ahreup. Puguh bae sakur nu aya
di masjid caruringhak. Geus pada apal kabeh ge, si Joni budak tukang
mabok.
"Alah, geuning si Joni ?"
"Enyaan, gaplah yeuh jumaah minggu ieu mah"
Nu araya didinya pating kucewis.
Di aromongkeun kitu si Joni mah jongjon bae memenr mik. Haleuang teh
manehna adan, sorana alus kacida, jeung lentongna pohara merenahna,
leuwih ngareunah kaddengena batan adan merebot.
"Geuning alus euy adana ? Teu nyangka nya euy si Joni" ceuk salah
saurang nu aya didinya. Tayohna mah manehna teh baturna si Joni.
Ngadenga baturna nyarita, si Joni ngarandeg heula adan, terus malik
ka baturna tadi.
"Aing tea anjing, kana adan mah geus biasa tibubudak" pokna teu
kireum-kireum ditompokkeun ka sapeker!
---------------------
"Mangga bilih bade digaleuh mah. Ieu beo parantos tiasa nyarios.
Upami dibetot sukuna nu kenca, ieu beo bakal nyarios 'Wilujeng
enjing, Pa!'. Atuh upami nu dibetot suku katuhuna, ieu beo bakal
nyarios 'Wilujeng sonten, Pa!'. Mangga moal kaduhung geura ngagaleuh
beo nu ieu mah" ceuk tukang manuk ka salah saurang jalma.
"Kumaha mang lamun sukuna dibetot duanana?" ceuk eta jalma malik
nanya.
"Nya puguh bae aingna ragrag, anjing!" ceuk eta beo miheulaan
ngajawab!
------------------------
Banyol

Dina hiji peuting, saurang lalaki nu keur mabok katingali
kurah-koreh dina trotoar jiga aya nu keur diteangan. Saurang pulisi
patroli anu titatadi nengetkeun eta jalema panasaraneun. Terus
nyampeurkeun, bari pok nanya.
"Na keur naon maneh ti tatadi ngan kurah koreh bae didinya ?" ceuk
pulisi.
Si lalaki ngareret, "Puguhan receh uing limapuluhan murag" ceuk
manehna bari neruskeun deui kokorehna.
"Na lebah mana kitu muragna ?" ceuk pa polisi deui.
"Tuh di ditu!" ceuk eta lalaki bari nunjuk ka tempat anu poek ku
tangkal, anu jarakna aya kana saratus meterna.
"Haar..! Naha muragna diditu, ari neanganana didieu ?" pa pulisi
kerung.
"Ih, apanan didieu anu caangna!"
-----------------------
Si Uhe budak pamabokan, kakara balik tengah peuting tas ti bar.
Sajajalan manehna mikir neangan akal sangkan datang ka imahna teu
kanyahoan tas mabok ku kolotna.
"Ah, bener, kuring datang ka imah kudu pura-pura keur maca," ceuk na
hatena ngagerentes.
Tepi ka imahna, manehna langsung ka ruang tengah susur-sasar. Terus
diuk dina korsi bari pura-pura maca.
Teu lila, bapna kaluar ti kamar, terus nyampeurkeun bari nanya, "Ari
maneh keur naon Uhe ?"
"Ari Bapa, nya teu katingali keur maca ?" walon si Uhe kalem.
"Maca maca tujuh puluh siah! Dasar budak pamabokan! Simpen deuleu
eta koper aing!"
------------------
Dua urang profesor genetika keur ngobrol serius pisan.
"Profesor geus apal can yen para insinyur sipil geus manggihan cara
bisa ningali nembus tembok ?" ceuk nu saurang.
"Wah hebat! kakara ngadenge kuring mah!" ceuk nu saurang deui
nembalan.
"Eta alat disarebut ku insinyur sipil teh cenah mah jandela," ceuk
si profesor deui kalawan serius.
-----------------
Si Neneng anu kakara kelas I SD keur ngambek, embung deui sakola.
"Na kunaon make alim sakola ?" indungna nanya.
"Bongan ibu guruna ngabohongan bae Neneng!"
"Ngabohong kumaha?"
"Atuda basa kamari nyebatkeun dua tambih dua opat, ari tadi saurna
teh hiji tambih tilu oge sami, opat!"
----------------------
Si Itok keur nguseup di walungan. Ti isuk nepi ka sore teu meunang
hiji-hiji acan. Pasosore manehna rek balik pisan basa mang Ontohod
nyampeurkeun, bari pok nanya,
"Meunang loba Tok laukna ?"
"Teuing ah! uing mah ukur ngamandian cacing da, lain nguseup."
---------------------
Dokter : "Sim kuring geus teu bisa nanaon deui. Ieu panyakit
mangrupakeun panyakit katurunan."
Pasen : "Lamun kitu dok, kirimkeun bae tagihanana ka almarhum Aki
kuring."
------------------------
"Dokter, aya naon atuh dina awak kuring ?"
"Bu, salira ibu gendut teuing, wedak ibu kandel teuing, lipstick ibu
beureum sareng kandel teuing, rambut ibu kedah di pulas deui, ibu
oge seueur teuing ngaroko. Sareng hiji deui... ibu lepat lebet
ruangan. Ruangan dokter mah nu sabeulah. Abdi mah tukang koran!"
"Si kasebelan siah!"
------------------------
Saurang lalaki pamabokan balik tengah peuting. Kulantaran hayang
gancang tepi, manehna motong jalan ka kuburan. Hanjakal, lantaran
poek bari jeung leumpangna sosolontodan, manehna tigebrus ka hiji
liang.
Teu lila kabeneran aya saurang deui lalaki, anu sarua keur mabok,
ngaliwat ka dinya. Si lalaki nu tigebrus tea ngagorowok menta
tulung,"Cing tulungan kuring, katirisan yeuh titatadi!"
Lalaki mabok nu ngaliwat tea gancang eureun. "Pantes maneh rek
katirisan ge, parohoeun meureun, liangna teu ditutupan deui," ceuk
manehna bari terus ngurugan eta liang ku taneuh.
------------------

Banyol

"Ceuk silaing, si Nani teh narima salam ti uing. Tapi naha basa
ditanyakeun langsung, teu ngaku ?" ceuk Emid.
"Tanyakeunana ka ninina geura," ceuk Emud bari ngaleos.
------------------
Aki : "Baheula, dewek teh penyanyi rock anu pada mikaresep ku awewe.
Hiji waktu dewek manggung. Gerr... nu lalajo surak basa dewek
ijrag-ijragan di pangung. Eta mah Sujang, aya awewe geulis maledog
ku kembang ka dewek, nepi ka ngajehjer kapaehan."
Incu : "Bakat ku atoh Ki" ?
Aki : "Bakat ku seueul deuleu ! Tuda maledogna jeung potna!"
------------------
"Kapok aing mah. Moal rek ngilu-ngilu deui demo. Percumah." ceuk
Emid.
Emud : "Percumah kumaha kitu,"
Emid : "Eta we, gogorowokan nepi ka pegat sora ge angger wae teu di
denge ku liang tai"
Emud : "Ari kitu demo naon ?"
Emid : "Ngademo TELKOM euy, bongan listrik ka urang mah reup bray
bae."
Emud : "Euh...meujeuhna... ari kitu mah!"
------------------
Di hiji tajug rek tarawehan. Imam anu sok biasa ngimaman di eta
masjid kabeneran teu datang. Pikeun ngahormat ka aki Juhri anu
pangkolotna didinya, anu araya didinya mufakat nunjuk si Aki jadi
imam. Ngan orokaya, aki Juhri ngan ukur apal surat kulhu jeung palak
binas. Ngan kusabab kagok, der bae aki Juhri ngimaman taraweh, ngan
nyakitu, surat anu dibacana eta deui eta deui. Dina rokaat
panungtung taraweh, ki Juhri nyobaan maca surat anyar, da bisi
ma'mumna baroseneun. Surat nu dibacana nyaeta surat Al-Kafirun.
"Qulya...." ki Juhri ngamimitian maca surat Al-Kafirun.
Na ari celengkeung teh, saurang bujang kapalang ti tukang
nyelengkeung "Surat baru ni yee......"
------------------ Masih lalakon aki Juhri anu ngimaman solat
taraweh. Ayeuna mah manehna nyobaan maca deui surat anyarna surat
Al-Kautsar.
"Ina...." aki Juhri ngarandeg, da puguh rada poho tea.
"Inaa...." ceuk aki Juhri deui bari nginget-nginget terusanana.
Celengkeung teh deui ti tukang aya nu nyelengkeung,"Inalilahi
wainailaihi roji'un...."
------------------
"Ceunah maneh kamari dikirim ka psikolog, boga kasakit naon kitu ?"
ceuk saurang lalaki ka babaturanana.
"Puguh dewek teh boga masalah anu hese pisan dibeberes," ceuk baturna
"Naon kitu masalahna ?"
"Teu pira euy, hayang mindahkeun juma'ahan ka poe Saptu!"
------------------
Emid : "Teu lari pagi deui Mud ?"
Emud : "Ah henteu da geus muruhkeun ka batur!"
Emid : "Heu-euh! Hade...!"
------------------
Si Adun balanja bako ka toko si Babah.
Adun : "Ko, sabaraha bako ieu hargana ?"
Si babah : "Mulah kang, ngan gotun."
Adun : "Sabaraha ari gotun teh ?"
Si Babah : "Gotun teh dua captun."
Adun bari ngaleos, "Mending teu udud aing mah!"
------------------
"Kunaon maneh ceurik Itok ?" ceuk mang Ibro.
"Anak anjing uing leungit mang," ceuk si Itok bari lewa-lewe.
"Gampang atuh, urang iklankeun dina koran geura," mang Ibro ngupahan.
"Puguh da anjingna bisaeun maca!" ceuk si Itok nyentak.
------------------
Santri 1 : "Lamun keur puasa meunang teu gosok gigi ?"
Santri 2 : "Puguh we meunang mah, asal sikat gigina ulah diteureuy!"
------------------

Banyol

Hiji macan tutul keur konsultasi ka dokter mata.
"Aneh Dok, unggal ningali pamajikan, dina panon kuring teh sok aya
totol-totol hideung."
"Nya wajar lin," ceuk dokter mata,"Pan didinya teh macan tutul."
"Bener ari kituna tea mah Dok," ceuk macan tutul,"Tapi da pamajikan
uing mah kuda sebra!"
---------------------------
Dina poe Minggu saurang turis kalangsu di tengah gurun Sahara.
Ditengah perjalanan manehna papanggih jeung saurang penduduk asli.
"Dimana oasis anu pangdeukeutna didieu ?" ceuk si turis nanya.
"Aya. Terus bae anjeun leumpang lempeng," ceuk penduduk asli tea,
"Ke dina poe Saptu kakara mengkol ka kenca. Tah, kira-kira bada
Maghrib, anjeun bakal manggihan oasis."
---------------------------
"Anjeun percaya teu yen aya kahirupan saanggeus paeh ?" ceuk saurang
direktur ka pagawena.
"Henteu Pa," ceuk pagawena.
"Hade jawaban teh, maneh dipecat ayeuna pisan. Soalna kamari ieu
maneh menta izin rek ngilu ngurebkeun aki maneh, padahal aki maneh
datang ka dieu neangan maneh!"
---------------------------
"Janten naon masalahna Bapa dongkap kadieu ?" ceuk dokter nanya ka
pasena.
"Anumawi dok, dipiwarang ku pun bojo kadieu teh. Teu pira, pedah eta
abdi resep sapatu kulit," ceuk si pasen.
"Har, naha ? da abdi ge resep kana sapatu kulit mah," ceuk dokter
bari kerung.
"Resep ngalamotan luhurna atanapi handapna Dok ?"
---------------------------
Saurang lalaki anu keur mabok nyarita ka babaturanana,"Pamajikan
kuring mah teu mihormat pisan ka kuring teh, kumaha ari pamajikan
anjeun ?"
Baturna ngajawab,"Teuing atuh, da sainget kuring mah manehna teu
pernah nyahoeun ka anjeun."
---------------------------"Saurang pemuda keur mabok, jajaligjeugan
megatan angkot.
"Sumbangan Pa, sumbangan Bu, keur korban gempa," ceuk manehna ka
penumpang angkot.
"Naha menta sumbangan teh bet bari mabok Jang ?" ceuk saurang
penumpang.
"Is..., sanes mabok... ieu mah...trauma gempa," ceuk si pemuda bari
angger sosolontodan.
------------------
Calon mitoha : "Dimana Encep kuliah teh ?"
Calon minatu : "Di ITB, Pa."
"Na ngabantun jurusan naon ?"
"Eu..eu..Ekonomi Pa."
"Ih atuh sae, panginten engkena teh janten insinyur ekonomi nya."
------------------
Si Babah anu kakara asup Islam mimiti ngilu tarawehan di hij lembur.
Kangaranan di lembur, tarawehan teh sok dipake ulin, silih siku,
silih badug. Kaasup ka si Babah. Manehna nepikeun ka ngabangkieung
kababetkeun neunggar tihang tajug basa barisan tarawehanana
diseredkeun ti sisi. Isukna si Babah langsung nepungan ustad,
maksudna rek boboleh.
"Asa teu sanggup owe mah neluskeun ngagem agama Islam teh Pa ustad,"
ceuk si Babah bangun nu sedih.
"Har, na kunaon kitu ko ?" ustad kerung.
"Eta, teu sanggup gelutna lamun keul talawehan,"ceuk si Babah
ngarahuh.
------------------
Di tempat sidang, tilu pasakitan keur ditalek ku hakim. Boh terdakwa
boh hakim, kabehanana matana juling.
"Saha ngaran anjeun ?" ceuk Hakim ka terdakwa kahiji, sedengkeun ari
panona mah neuteup ka terdakwa kadua.
"Loyor sun," ceuk terdakwa kadua.
"Lain ngomong ka maneh!" ceuk pa Hakim
"Naha da sim kuring mah teu nyarios pa Hakim," ceuk terdakwa katilu
protes.
------------------
"Naon cik anu hejo, hideung, bodas ?"
"Urang Negro diuk dina jukut bari nyengir!"
------------------

Banyol

"Kuring kacida ambekna ngadenge fitnah teu bener ngeunaan maneh teh"
pokna Si Enyid barang panggih jeung Si Enyod, sobat dalitna.
"Fitnah naon? Pok caritakeun, Nyid!" Si Enyod panasaran.
"Saha nu teu ambek atuh, pajarkeun teh maneh kasep cenah!!" Jawab Si

Enyid bari ngacay.
(Kintunan ti : duh namina teu jelas yeuh....)



Hiji mangsa di perbatasan Mexico....
Si Pedro katingali nyunyurung sapedah bari mawa bungkusan leutik
diteundeun dina karanjang sapedah.Patugas jaga teu cicingeun, bari
nanyakeun naon eusina, eta bungkusan di pariksa tilik pisan.
"eusinos keusikos ...manggos diparios" (maksudna: eusina
keusik...mangga
diparios....he..he..he..he)...
Tapi kajadian kitu teh ampir tiap poe salila sabulan !. Patugas
perbatasan rada hulang huleng..na naon atuh maksudna si Pedro
teh..,mamawa keusik sa kantong leutik (lamun sa treuk mah kaharti).
Dina hiji mangsa di pasar malem si patugas paamprok jeung si Pedro,
bari nyampeurkeun jeung sura seuri pok cacarita "Pedro...cing atuh
jang..ngaku ...sabenerna ilaing teh nyulundupkeun naon ???" Si Pedro

ngajawab"...sapedah...."
(Kintunan ti : reffra/banten)
(ha....ha.....ha..... bisaan euy..!)



Adzan maghrib karek kedenge ti masigit, si Abah bari disarung
jeung kopeah neangan budakna anu karek sakola SD nu keur ulin
dipakarangan.
"Cik..atuh jang...geus ulah ulin wae...kadinyah geura mandi terus
sholat!"....
"Na..ari Abah..,ke heula kapalang ,ujang keur meunang yeuh..maen
kalecina"....
"Ehhh montong cacarita kitu,...pamali!!...nam kadituh balik..sholat
nomer hiji !!!!!".......
"Na ari Abah ..ke heula kapalang...sholat mah nomer dua!!!!!".......
"Astagfirullah...na ari budak ku bedegong teuing maen kalici mah
isuk deui....sholat nomer hiji!!!!!"
Etamah budak keur bedegong teh nembal bari lumpat..."Abah ...sholat
mah nomer dua....nomer hiji mah syahadat....."
(Kintunan ti : reffra/banten)
(ah budak kang refra jigana teh nya ....??!!!)



salawe dua puluh lima
salikur dua puluh hiji
awewe jaman ayeuna
semprul teh sia mani teu uni

lalaki oge sami nya!!
punten ah teugeug pisan nya kadanguna
(Kintunan ti kang Hidayat Wirasenjaya)
Euleuh etah....si Akang....kumaha mun kadangueun ku Ibuna ?



Aya roda ditanjakan, katinggang ku pangpung jengkol
Aya randa gogoakan, nya meureun....
tas neureuy kohkol



Cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok
Aya cak cak dina huntu, lapar-lapar mah....
dilebok

Piring pisin diragaji
Kapasir seueur belokan
Abdi isin kuparaji
Basa lahir tos bewokan
Kaso pondok kaso panjang
Kaso ngaroyom kajalan
Anu pondok janten orok
Anu panjang sesah nyalanaan
Tumbila diadu boksen
Dibaturan kuadina
Beuki lila beuki bosen
Ningal kabogoh tambah rumeuk
Hayang teuing angeun waluh
Angeun waluh dioncoman
Hayang teuing geura wawuh
Geus wawuh nek dipalakan
Aya listrik dimasigit
Caangna kamana-mana
Aya istri jangkung begang
Nya meureun teu diparaban
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)
(kumaha upami diparaban parukuyan kang ??!!)



Malem Minggu si Asep geus saged rek nepungan 'gebetan' anyarna tina
hasil 'chating'.
Nepi kanu dituju langsung uluk salam.
Bray panto aya nu muka, breh saurang mojang geulis meunang dangdan
nyampeurkeun. Pok nyarita:
"Ieu teh Asep tea kitu ?, nu sok ngangge nick Den_Juned?"
"Euh leres, dupi Eneng, Ce_Rina tea kitu?"
"Ih sanes, abdi mah tara chating, eta mah nini abdi"
"...@*!??



Saurang budak pangedulan, embung sakola.
Manehna neangan akal kumaha carana sangkan katingali hareeng.
Leng mikir.....bari rarat reret.
Breh kana meja komputer lanceukna.
Nyeh seuri.....terus disampeurkeun....
Belewek,......ngahuapkeun "mouse".



Hiji mangsa si Rudin ningali jalma kolot budak awewe lalaki pating
beretek lalumpatan,tapi waktu ditanya ku si Rudin ngan ukur
ngajawab.."Rumasa teu..lamun rumasa gancang nyumput...!" kitu jeung
kitu sakur anu ditanya ku si Rudin. Untung teu kungsi lila manehna
papanggih jeung Si Rangkedut sobat dalitna, bari hahehoh si
Rangkedut terus ngomong. "
Gancang euy nyumput aya razia beungeut rudet..!".
"Baruuuuk...!" Ceuk si Rudin bari beretek lumpat.
Tah kukituna bilih razia tos dugi katempat parawargi mangga sakur nu

"rumaos" enggal-enggal geura nyumput, simkuring teu tanggeul waler
upami katewak!
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)
(Anu pasti kuncen sundaweb.com mah moal katewak kang!!)



Banyol

"Pa dokter, pa dokter, rerencangan sakamar abdi mah beuki maceuh
wae," ceuk saurang pasen rumah sakit jiwa.
"Beuki maceuh kumaha kitu jang?" dokter nanya bari rada atoh, da
mana kitu ge geus maju ka cageur ieu pasena teh jigana mah.
"Manehna teh naek kana meja bari gogorowokan, 'Aing teh lampu anu
nyaangan ieu kamar.' Kitu we teras mani gandeng."
"Naha lain di titah turun atuh jang.."
"Harr, atuh meureun engke jadi poek kamar teh!" Ceuk nu laporan tea.



Saliwang I : "Sabaraha yeuh meuli domba?" pokna ngagorowok ka nu
ngalalar nungtun domba.
Saliwang II : "Ti pasar!" tembalna males nyorowok.
Saliwang I : "Nya murah we sakitu mah."



Serba-serbi mieling tepung taun merdekana RI anu ka-56 :
*Nini Ijot ngadadak dibawa karumah sakit lantaran neleg bengol lima
siki anu ditanceubkeun dina berenuk basa lomba adu katangkasan poe
tujuh belasan.
*Bi Surti meumpeun carang waktu aki Sukanta kolorna ngabarawak basa
ngilu maen rebutan.
*Gara-gara karungna aya beuritan ahirna bi Ijah ngameunangkeun balap
karung, sabab beritna ngilu ngahayoh-hayoh dina jero erokna.
*Peserta lomba niup balon anu rata-rata awewe sing jarerit lantaran
waktu ditiup bentukna rada aneh, sihoreng balonna patuker jeung merk
SUTRA.
*Bah Suminta jeung bi Sarikem, pasangan ngilu lomba joget anu dadana
diganjel ku balon, tapi basa balonna peupeus, bah Suminta kalahka
maceuh pajarkeun teh balon bi Sarikem mah langkung raos sareng anti
peupeus.
(Kintunan ti : @bank/karuhun batawi)



Dina hiji kareta api, diuk pahareup-hareup hiji nonoman jeung lalaki
tengah tuwuh. Si nonoman ngan ngelepus wae udud.
"Ayi, sabarah bungkus seep roko dina sadinten ?" ceuk lalaki tengah
tuwuh nanya ka si nonoman.. Titatadi ge manehna mah teu katenjo
udud, da puguh tara pisan.
"Lima bungkus kang," tembal si nonoman.
"Ih, sanes sakedik-sakedik atuh. Cobi geura upami dilirenan, teras
artosna ditabungkeun. Sadinten lima bungkus, sasasih tos saratus
lima puluh bungkus. Tuh, pan sataun teh tos langkung ti sarebu
bungkus panginten. Akang mah yakin, upami eta artos ditabungkeun,
dina lebet lima taun oge Ayi tos bakal tiasa meser mobil."
"Akang mah tara pisan nyesep kitu ?"
Si tengah tuwuh gideug bari semu reueus. Pokna,"Ti kapungkur ge
akang mah tara pisan ngaroko".
"Dupi ayeuna akang tos kagungan mobil sabarah hiji?"
"Teu acan gaduh."
"Abdi mah tos gaduh lima," ceuk si nonoman , kalem, bari nyot deui
udud.



Lantaran lapar, sup si Asep ka hiji warung sate.
"Pangmeuleumkeun sapuluh!" pokna bari gek diuk.
Sabot sate dibeuleum, haseupna mani melenghir, kaambeu seungit.
Dumadakan rasa lapar leungit.
"Mang, moal tulus meuli satena ge, da geuning ku ngambeuna ge geus
seubeuh," pokna bari rek ngaleos.
"Ih ke heula. Bayar heula atuh," ceuk tukang sate.
"Naha pan teu tulus daharna oge!"
"Enya pan seungitna geus ka seuseup. Jadi angger wae kudu mayar."
"Heug atuh." omong si Asep bari ngodok saku. Terus nyokot duit
kencring sababaraha siki, terus diburulukeun kana piring kosong.
Atuh puguh we sorana teh mani harus. "Tah, dibayar ku sorana!" ceuk
manehna bari ngasupkeun deui duit kana jero sakuna.

Budak I : "Asa teu pati eces atuh ngeker bentang teh, jauh teuing."
Budak II : "Cing cobaan atuh bari naek kana korsi, ngarah
ngadeukeutan meueusan."



Guru : "Itok, maneh nyaho gamber ieu ?"
Itok : "Naha make kedah terang?"
Guru : "Itok, cing nulis ka hareup!"
Itok : "Naha make kedah nyerat?"
Guru : "Yeuh, dengekeun siah belegug! Lamun ditanya ku guru ulah sok
malik nanya deui. Teu adab eta teh hartina. Ngarti?"
Itok : "Naha..." teu kebat da kaburu di baledog pamupus.



Nu mabok I : "Lain euy, kuring meunang beja ti babaturan, cenah
sialing teh geus maot minggu kamari!"
Nu mabok II : "Nyeta dewek ge ngadenge eta beja teh, ngan barang
ditanyakeun ka ditu ka dieu, dewek teh cenah hirup keneh."



Penguji : "Giliran regu A. Domba kaasup sato mamalia, oray kaasup
reptilia. Ari munding edan kaasup sato naon?"
Regu A : "Mamalia."
Penguji : "Salah! Munding edan kaasup sato ngabahayakeun. Ayeuna
regu B. Mobil maju make bensin, lauk ngambekan make asang. Ari jalma
nginum obat make naon?"
Regu B : "Make sendok"
Penguji : "Salah! Jalma nginum obat make aturan, sabab lamun henteu
bisa matak modar!. Ayeuna regu C. Naon sababna Pangeran Dipenogoro
bisa ditangkep ku Walanda?"
Regu C : "Sabab dilicikan"
Penguji : "Salah!. Pangeran Dipenogoro bisa ditangkep ku Walanda
sabab geus tepi kana takdirna."



Dina kareta api Bandung-Banjar, aya nini-nini diuk pahareup-hareup
jeung saurang pamuda.
"Punten wae encep, nini bade tumaros. Dupi encep teh Roy Marten tea?"
"Ih sanes nini. Abdi mah Uned," tembal si pemuda.
Sanggeus tepi ka Cicalengka, si nini nanya deui, "leres encep teh
sanes Roy Marten?"
"Ituh ari nini, disanes-sanes teh. Abdi mah Uned," tembalna deui.
Barang geus tepi ka Ciamis, geus pok deui wae si nini teh nanya,
"Encep teh leres Roy Marten nya?"
"Enya atuh nini!" tembal si Uned keuheul.
"Tapi.." ceuk si nini, "naha nya encep mah teu siga Roy Marten."



Saurang haji bogaeun balong lega pisan. Ari laukna pohara lobana.
Eta we upama di parab teh, teu sirikna rajol nyaranggutan parab.
"Istimewa lauk dina balong bapa mah," ceuk pa haji ka badegana,"
upama diparab, komo mun di parab leupeut mah, lauk teh bakal rajol
parebut leupeut."
Kabeneran aya semah anu hayang nyaho.
"Ih gampil. Geura nya urang alungan leupeut. Geura tuh nya lauk teh
teu sirikna rajol parebut leupeut."
Isukna aya deui semah anu sarua hayang nyaho lobana lauk pa haji.
"Ah gampang, cing mana leupeutna. Geura tuh nya lauk teh ngaliud
hayangeun leupeut."
Isukna deui geus kurunyung deui semah anu hayangeun nempo lobana
lauk pa haji. Saperti biasa, ku pa haji eta balong teh di alungan
leupeut. Aneh, tara ti sasari, lauk teh teu daek ngumbul, teu
hiji-hiji acan. Lung deui leupeut, weleh taya nu nyenghap. "Eh, lauk
teh bangkawarah geuning. Tara ti sasaril," ceuk pa haji kukulutus.
Teu kanyahoan ari lol teh lauk gede pisan nyangheuy dina beungeut
cai, bari ngomong tarik pisan,"pedit tuda ilaing mah euy Ji. Cik
ngalungan leupeut teh sakalian jeung gorenganana."

Banyol

Disimpang jalan kakuburan si Kemed papanggih jeung baturna anu ceuk
beja geus maot kagiles stum.
" Har...geuning aya dikieuna pajar geus maot !"
" Balik deui teu betah euy.!"
" Jadi maneh teh jur..jur..juriiiig !" Ceuk si Kemed bari ngaberetek
lumpat.



Sigojin keur ngamandian munding bari hahaleuangan ngawih lagu Sheila
on 7 anu judulna Jadikan Aku Pacarmu (JAP), dadak dumadak munding
ngagalentoran kawas nu bogoheun, rengse lagu JAP disambung ku lagu
Mencintaimu munding beuki angot ngalendotan, tapi pas laguna diganti
ku Kuch-Kuch Hotahe munding godeg teu ngartieun. Ah sugan mah kudu
nu ieu ceuk si Gojin bari ngagorowok ngahaleuang lagu Jamrud " Aku
disiniiii...kau ada disanaaaaaa...!" dadak dumadak panon munding
carinakdak rus-raseun kabebendena anu kamari dibeli kujagal. "Har
ari sia sok babarian !" Ceuk si Gojin bari neruskeun ngahaleuang
lagu Sephia. Rengse lagu Sephia dihaleuangkeun..teu pupuguh jeger
munding nengar si Gojin bari ngawak-wak nyarekan " Teu sangka maneh
teh Gojin bet midua ka aing !" munding nalangsa.



Si Acong di sidang di pangadilan tina masalah warga negara.
"Anjeun cicing dimana?" Hakim nanya
"Saha? Abdi?" si Acong malik nanya
"Enya, saderek."
"Oh, di jalan Cibadak!"
"Naon pacabakan?"
"Saha? Abdi?"
"Enya saderek!"
"Oh, tukang ngaput!"
"Sabaraha umur?"
"Saha? Abdi?"
"Lain, aing!" Hakim keuheul.
"Oh, yuswa Bapa mah kinten-kinten lima puluh taun!"



Kusir : "Jang, mihape kuda sakeudeung. Emang rek ka cai heula."
Budak : "Ah alim, sieun nyogot."
Kusir : "Moal, da ieu mah kudana ge bageur."
Budak : "Sieun nyepak atuh."
Kusir : "Tara deuih. Kuda bageur."
Budak : "Alim ah, sieun kabur."
Kusir : "Ih si Uajng mah, moal kabur, moal. Ceuk Emang oge kuda
bageur."
Budak : "Ari kitu mah, naha atuh miwarang ditungguan ku abdi?"



Mang Sukria kabangsatan. Harta bandana loba anu dikerid. Buru-buru
manehna laporan ka lurah.
"Pa Bangsat, Pa Bangsat, abdi kalurahan. Ngalangkung kana radio,
jandelana dijingjing. Eta deuih, semur jengkol kosong, ari
tetenongna didalahar. Barang dipilari ka pipir, tambang leungit, ari
dombana nyampay!"



"Pa Kepala, taya guana di stasion aya jam ngadaplok oge, ari
karetana hantem-hanteman telat mah," ceuk salah saurang calon
penumpang kareta api anu keuheul pedah karetana can datang keneh
wae. Protes tidituna mah ka kepala stasiun.
Kalawan ayem kepala stasiun ngajawab,"Ih, kapan ngarah kanyahoan,
sabaraha jam kareta teh telatna."



Aya profesor duaan keur ngawarangkong uplek pisan bari ngadagoan
kareta berangkat. Tepi ka teu kanyahoan kareta api tereh indit.
"Itu kareta geus maju," ceuk nu saurang.
Deregdeg lalumpatan ngudag kareta nu geus maju lalaunan. Anu saurang
bisaeun naek, tapi nu saurang deui tinggaleun da kurang gesit.
Demi anu tinggaleun tea, gawena ngan ngahuleng bae bangun nu bingung
kacida. Gancang disampeurkeun ku pagawe stasion.
"Teu kedah bingung teuing Bapa, pan sajam deui oge bakal aya kareta
anu mios ti dieu, kalawan tujuanana sami sareng kareta anu nembe,"
ceuk pagawe stasion tea.
"Euh lain, puguh Bapa teh bingung, da Bapa anu rek indit nyabana ge.
Babaturan Bapa mah ukur nganteur wungkul ka stasion," tembalna.

Limpeuran I : ke..ke..asa poho-poho teuing nek nanya naon kamaneh
teh.
Limpeuran II : asa ngalelewe puguh kuring ge sarua.
Limpeuran I : eh enya ari imah maneh dimana ?
Limpeuran II : puguh kuring teh keur bingung balik..poho dimana imah
kuring ayeuna.
Limpeuran I : ke..ke nya siling teh saha tea atuh asa poho-poho
teuing ?
Limpeuran II : boro-boro maneh kuring ge, teu apal saha tea ari
kuring.
Limpeuran I jeung Limperan II ngaharuleng, teu kungsi lila kawas anu
dikomando dua-dua bareng nanya, "Ari tadi ngobrolkeun naon nyah ?"
"Au ah elap...!" Limpeuran I ngabengbeos



Hiji mangsa si Tohir diajak ka diskotik, barang sup panon si Tohir
teu ngicep-ngicep ningali lampu disko anu pating kolenyay pating
kaletip.
Terus manehna ngaharewos kakuring .
" Kakara nyaho..geuning ieu nu ngaran berenyit teh..bener euy mani
harerang kitu...!" Ceuk si Tohir bari terus mencrong.



"Walah ieu beunteur,lele, bogo jeung sengal pating koleab..saha nu
mortas nya..? Ceuk Adun.
"Nya teu ningali itu digirang si Aki keur nguyek wae..!" Endin
nunjuk ka hiji aki-aki.
Barang neupi katukangeun si aki pok si Adun nanya.
" Ki nuju mortas...?"
" Sanes jang nuju nguyahkeun kolor...!"



Dina kareta, diuk saurang pamuda deukeut jandela. Gigireunana pisan,
awewe ngora keneh ngengklek ngais budak. Gawena eta pamuda ngan
melenyun wae udud, tepi ka awewe gigireunana tea asa kapuput.
"Punten eta rokona," ceuk awewe. "Abdi sih teu nanaon, mung ieu yeuh
si Ujang!" cenah bari nunjuk ka budak nu diaisna. Ngadenge kitu si
Pamuda geuwat mareuman roko.
Kawantu diuk deukeut jandela, angin ngagelebug, tepikeun ka erok
awewe tea nyingkab sababaraha kali. Atuh bakat ku mindeng nenjoan
pingping, pamuda tadi teh kawasna teu puguh rasa. Waktu si awewe
pohoeun memener erokna nu nyingkab, pamuda tadi ngawani-wani maneh
ngomong.
"Punten eta Bu! Abdi sih teu nanaon, mung ieu yeuh hawatos ka si
Ujang!"



Di rohangan pameran lukisan, aya hiji ibu pejabat keur ngilikan
lukisan anu dipajang. Teuing ku loba tatanya bari cawadan pisan
deuih.
"Lukisan naon ieu teh mani teu pararuguh kieu?"
"Lukisan abstrak," ceuk panitia
"Ari ieu naon, gambar jalema teh jiga bola pkusut?"
"Lukisan ekspresionisme eta mah Bu"
Leos deui ka tempat sejen bari hantem tatanya.
"Tah, tah.....ari ieu lukisan naon? Lukisan bapaw atawa
bangbarongan?"
"Euh, eta mah sanes lukisan Bu, tapi kaca eunteung," tembal panitia
nyerengeh.



Pamajikan : "Boga salaki teh ngan buad baeud bae! Sugan kudu di bere
bujur!"
Salaki : "Embung! hayang ge tatanggana deuleu!"



"Arloji bapa dewek mah merekna oge Rolex. Salian ti bahan tina emas
teh, ditaretes berlian deuih,' ceuk si A.
"Anu lanceuk dewek oge Casio. Lengkep sagala aya, ti mimiti ukuran
sekon tepi ka kalkulator," ceuk si B.
"Nya alus nu bapa dewek atuh," ceuk si C embung eleh omong. "Enya
ari erlojina mah erloji murah, tapi gancangna teu eleh ku erloji
mahal."



Turis keur tunja-tenjo bae nitenan hiji candi anu kawilang geus
kahot umurna. Lantaran panasaran, pok manehna naya ka jalma nau
ngurus eta candi.
"Bapa terang, tos sabaraha umurna ieu candi teh?"
"Ih tangtos we atuh! Umur ieu candi teh parantos tilu ratus dua
puluh satengah taun."
"Naha make tiasa mastikeun tilu ratus dua puluh satengah taun?"
"Hih piraku bae atuh lepat mah," tembal anu ngurus candi bangun anu
yakin pisan. "Margi, satengah taun anu kalangkung, waktos abdi
ngawitan ngurus ieu candi, pangurus anu ti payun nyebatkeun yen ieu
candi teh umurna parantos tilu ratus dua puluh taun."


Banyol

Saurang pejabat munggah haji. Dina mangsa jumroh eta pejabat ngiluan
pasesedek jeung nu lian. Belewer nenggorkeun batu, nurutan nu sejen.
Ngan aneh, ti palebah anu ditenggorna aya nu males nenggor, keuna
pisan kana tarangna. Untungna teh bisa terus kasanggap. Batu anu
ditenggorna dibungkus ku keretas. Barang dibuka ku manehna dina eta
kertas aya tulisan anu unina kieu "Ari sarua papada setan mah ulah
pipilueun maledog atuh euy!"



"Jang bapa mah reueus..sinyai ngengingkeun ujang teh, komo pami
kadieu teh teu kakantun nyandak koper...jiga darektur.!"
" Hatur nuhun pa..!" Si Asnaif irungna bekah dipuji ku calon mitoha.

" Cik atuh hoyong terang naon eta teh eusina..?" Ceuk calon mitohana
kawas nu panasaran.
" Sumangga bapa..!" Ceuk si Asnaif bari mukakeun koperna.
" Baruk...geuning rebab...si Ujang tukang rebab?"
" Sumuhun..malihan nembe pisan manggung!" Si Asnaif kulumas kelemes.

" Nyaiii...bedokeun siah..!"



Hiji mangsa nu gelo jeung nu gelo kaperegok keur ngarobrol.
Gelo I :Sok atuh caritakeun kunaon sababna maneh teh gelo!
Gelo II:Gagabah teuing ngareken ka aing gelo.
Gelo I :Ah tong sok pura-pura..pan urang ge gelo atuh euy..!
Gelo II: Teu..teu rumasa kuring gelo...lamun kurang saendan heueuh.



"Ki...bade nginum jamu naon pegel linu, encok atawa jamu napsu
makan?" Tanya tukang jamu ka si Aki.
"Lain euy..aya Viagra teu..?" Ceuk si Aki satengah ngaharewos.
"Euleuh-euleuh eta mah jeung budak ngora atuh aki...nya si Aki masih
keneh sok eng ing eng kitu..?"
"Lain jeung nukitu patut deuleu..!"
"Nya keur naon atuh..?"
"Ieu euy sangkan kiih teu nyurucud wae kana suku!"
"Baruuk!



Dokter : "Aya dua wartos anu bade di dugikeun ka bapa. Anu kahiji
wartos anu pikabungaheun. Anu hiji deui wartos pikasediheun. Bapa
bade ngupingkeun anu mana heula?"
Pasen : "Abdi mah hoyong ngupingkeun anu pikasediheun heula, Dok."
Dokter : "Sampean bapa kedah diamputasi. Maksadna kadah dipotong
duanana semet tuur."
Pasen : "Ya Allah! teu tiasa ku tarekah sanes anu langkung ringan?"
Dokter : "Teu tiasa."
Pasen : "Dupi wartos pikabungaheunana kumaha Dok?"
Dokter : "Sapatu kagungan Bapa bade digaleuh ku pembantu simkuring."



"Dewek mah keuheul kapamjikan euy, teu kaop tatangga meuli itu, boga
ieu, sok langsung nurutan, dasar si panas baran...!" Mang Sarkim
gegelendeng.
"Pamajikan nukitu patut mah bales wae atuh..!" Mang Jupri kalahka
mapanas.
"Nya kumaha kitu..?"
"Kieu geura lamun ningali tatangga kawin deui..buru-buru urang ge
kawin deui..!"
"Anyiiir satuju euy...!" Mang Sarkim atoh.



"Itu geura tingali isuk keneh ki Ardasim geus triping..!" Ceuk Somad
bari nunjuk ka ki Ardasim.
"Heueuh we itu sirahna teu cicing gudag-godeg!"Kardun mairan.
"Lain keur triping..tapi lilinieun euy..!" Mang Karjo nempas bari
mesem.

"Kamana wae barud jarang katingali..?"
"Manawi nembe pisan ti Arab..!"
"Har...nya aya naon make jor-jor ka Arab sagala..?"
"Manawi basa dimesjid patuker sendal jeung urang Arab!"



" Bejana aya randa anyar euy..karek tilu poe geus diserahkeun
deui..wang heroan yu..!" Ceuk si Kasdut ngajak ka Salhiam.
" Sudi teuing kawin kamanehna..!" Salhiam jebi.
" Naha kitu pan bahenol nerkom euy..!"
" Heueuh kawin karek tilu poe, tapi keureuneuh geus tilu bulan.."
" Walaaah..!"



" Pa supir punten ngawiat pun anak pami tos dugi ka Ci
Anjur kade wartosan..!" Ceuk saurang ibu-ibu ka supir
bis jurusan Bandung.
" Mangga bu...nya ibu moal ngiring kitu ?" Tanya
supir.
" Moal ibu mah ieu we pun anak..!" Ceuk si Ibu bari
ngareret anakna.
" Daag sayang..!"
" Daag mamah...!" budakna ngajawab.
Teu kungsi lila bis geus ngadius mapay jalan tol
Jagorawi, neupi ka Ciawi sibudak teh noel ka supir,
ma,lum diukna tukangeun pisan supir.
" Pa...tos dugi ka Cianjur ieu teh..?"
" Teu acan jang..tebih keneh..! Ceuk supir bari anteng
ngagelang stir.
Dasar budak, basa bis ngahaeub ka Cisarua geus
celengkeung deui nanyakeun..
" Pa tos dugi ka Cianjur...?"
" Encan jang...!" Supir rada molotot.
Budak ngahephep sieuneun ari dipolototan mah, neupi ka
Ciloto katingali budak geus sapok-pokeun nek nanya
deui, ngan kapiheulaan ku supir.
" Hayoh nek nanya deui...?" Ceuk supir buncelik.
Teu karasa bis geus neupi ka wilayah Cipanas..budak
anu titadi sok nanya terus, ayeuna jempe sihoreng
budak teh sare mani tibra pisan, kitu deui penumpang
nu sejenna pating galuher...ngan anu teu ngaguher teh
pa supir.
Renjag...supir ngarenjag reuwas basa bis teu karasa
geus nepi ka Padalarang...ras inget kapapatah si Ibu
mani omat-omatan lamun geus nepi ka Cianjur kudu di
bejaan eta budak teh...reg bis teh eureun, terus
supirna ngomong ka para penumpang yen aya penumpang
kaliwat turun, kaparengan penumpangna ibu-ibu teu loba
pancaraken bis anu geus neupi ka Padalarang ngadius
balik deui nuju ka Cianjur...anu dianterkeuna mah
jongjon wae ngaguher..ken we lamun geus neupi ka
Cianjur karek dihudangkeun .
" Jang tos dugi ka Cianjur..!" Ceuk penumpang
gigireunana ngahudangkeun budak.
" Aduh tos dugi..!" Ceuk budak bari gura giru muka
bungkusan anu eusina obat cacing, leguk diinum.
" Jang dimana lungsurna...?" Supir mimiti keuheul,
lantaran budak teh lain turun kalahka nginum obat
heula.
" Har ari bapa, pan karek dugi ka Cianjur, nya biasa
atuh lungsur mah di terminal Leuwi Panjang !" Ceuk
budak kalem.
" Jadi di Cianjur lain nek turun ?"
" Sanes..saur mamah pami tos dugi ka Cianjur ieu obat
kedah di leueut, sakali deui engke pami tos dugi ka
Bandung !" Budak nerangkeun pertentang.
" Jadoolll !" Ceuk supir ngajejek gas ...dius bis
balik deui nuju ka Bandungkeun.

Banyol

Mas Atmo kakara sabulan cicing di kampung Cinyasag. Hiji poe manehna
tikosewad ka walungan. Leong palid, bubuhan teu bisa ngojay, bari
keur rada caah. Maksudna mah rek menta tulung kanu keur aya
diwalungan. Ngan lamun ku basa Jawa mah tangtuna ge moal
ngalartieun. Ari ku basa sunda da can bisaeun Mas Atmo teh. Tapi
ahirna teu burung oge manehna ngagorowok, "Aduh , Bapak, abdi ngojay
sorangan... Aduh , Bapak, abdi ngojay sorangan".



Palebah mana saruana PC jeung Psokolog ?
Sarua bisa mantuan nganggeuskeun masalah batur, tapi teu bisa
nganggeuskeun masalah manehna sorangan
Naon sababna software demo rata-rata ukur bisa digunakeun dina waktu
30 - 90 poe ?
Sabab leuwih tina jangka waktu eta mah, manehna kudu kuliah deui,
lamun henteu bisa di DO.



Tukang Beo : " Mangga bilih bade digaleuh. Ieu mah tos capetang
nyaritana. Upami ku Bapa dibetot suku kencana, ieu beo bakal
nyarita, 'Wilujeng enjing Pa!' Upami dibetot suku katuhuna,
nyaritana beda deui, 'Wilujeng sonten Pa!' Mangga saha anu bade
ngagaleuh".
Nu rek meuli : "Upami sukuna dibetot duanana kumaha ?"
Beo anu titadi ngadedengekeun ujug-ujug pok nyarita, "Atuh rag-rag
uingna goblog!"



Aya sakitan anu dijagragkeun ka pangadilan lantaran dituduh maling
domaba.
Hakim : "Bener maneh maling domba?"
Sakitan : "Teu pisan-pisan Pa Hakim!"
Hakim : "Naha teu ngaku? Kapan ieu buktina tambang aya di imah
maneh?"
Sakitan : "Henteu, Pa Hakim, abdi mah teu rumaos maling domba!"
Hakim : "Ari ieu tambang?"
Sakitan :"Abdi teh wangsul ti kebon, dijalan mendakan tambang, nya
dibantun weh lumayan kanggo sasampayan. Ari dugi ka rorompok,
singhoreng tambang teh tungtungna nyangkol kana beuheung domaba.
Numawi abdi mah sanes niat bade maling domba."
Hakim : "Oh..kitu! Lamun kitu mah putusan dirobah. Maneh dihukum
kulantaran manggih tambang di jalan. Kumaha?"
Sakitan : "Tah, abdi nampi upami kitu mah!"

Di hiji rohangan rumah sakit umum, perawat keur ngageuingkeun pasen
anu keur tibra sare. Bakating ku tibra, tepi ka kapaksa perawat teh
ngageubig-geubigkeun awak si pasen, malahan terus beungeutna
dikepretan ku cai.
Teu lila si pasen teh ngagurinjal hudang, bari nanya ka perawat,
"Aya naon Suster?" cenah. Ditembal ku perawat, "Ayeuna geus waktuna
nginum pel tidur deui!" pokna bari ngasongkeun pel.



"Mang kersa teu narik munding ka pasar?" ceuk saurang lalaki ka
supir treuk. Supir treuk anu titadi can narik pisan semu atoh, pok
nyarita, "sok wae bawa atuh mundingna kadieu."
Leos jalema nu tadi teh indit, rek nyokot munding tea maksudna mah
meureun. Rada lila inditna teh.
Torojol datang deui nyampeurkeun supir treuk, "Mang moal cios ah
narik munding teh", pokna.
"Naha?" supir treuk semu handeueuel.
"Mundingna ngaradat, tumpak mobilna haroyongeun di payun!".



Si Duloh salah saurang penghuni WTC anu salamet dina tragedi
serangan teroris, manehna langsung diwawancara ku stasiun tivi
swasta.
Reporter CNN : " Anyiiiir hebat euy maneh jagoan bisa salamet..cik
atuh caritakeun..!"
Si Duloh : " He.he.he saha heula atuh Duloh!"
Reporter CNN : " You..ti Indonesia nyah..?"
Si Duloh : " Geuning silaing nyaho..!"
Reporter CNN : " Ih puguh we pan urang Indonesia mah katelah sarakti
jeung weduk..jadi matak salamet ge maneh sakti nyah..?"
Si Duloh : " Lain sakti euy, tapi basa kadinya wtc-na geus
rugrug..biasa urang Indonesia mah lamun ngantor sok kabeurangan..!"
Reporter CNN : " Fuck you...!"



Pribumi : "Ah, kuring mah boga anjing teh ngajengkelkeun pisan. Kiih
ngising dimana bae."
Tatangga : "Bikeun we atuh anjingna kanu hayangeun."
Pribumi : "Nyeta barudak teu panujueun."
Tatangga : "Tuluy dikumahakeun atuh?"
Pribumi : "Kapaksa bae disakolakeun ka tempat latihan anjing."
Tatangga : "Kumaha hasilna?"
Pribumi : "Memang ayeuna mah teu ngising dimana bae. Tapi mun geus
asup ka WC aya kana dua tilu jamna, da bari udud jeung maca komik!"

Banyol

Waktu dalang rek reureuh, samemehna nyarita, "Pamirasa sadayana,
acara salajengna sumangga bade kapidangkeun lagu Sakadang Kuya, bade
dimamaoskeun ku juru sinden Si Donto."
Ger atuh nu lalajo keprok mani ear.
"Sakadang kuya keur depa," ceuk sinden ngahaleuang.
"Enya," tembal juru alok
"Ku monyet di ajak depa," ceuk sinden deui, tapi salah
Kuduna mah ku monyet di ajak ngala cabe ka huma. Atuh nu lalajo
beuki moyeg lantaran nyarahoeun yen kuya mah gawena teh depa. Maenya
ku monyet diajakan depa deui. Tapi kulantaran geus kagok tea, terus
bae dituluykeun ku sinden.
"Atuh kuya beuki depa, monyet jeung kuya dararepa."
Ger nu keprok beuki eak-eakan. Ti tukang, celengkeung teh aya sora,
"Ieu teh rek dararepa bae yeuh....?"



"Teu karasa euy kota Bandung geus ulang tahun ka 191 tahun, tah
nurutkeun ente kumaha ?" Ceuk Usep ka si Kurdi.
" Ah teu kukumaha, ngan kagok euy lamun dipasangan menangna tilu
nomer, coba lamun opat angka pasti ngajelegur.!" Ceuk si Kurdi bari
ngode
" Dasar otak judi..!"



"Ari lantai hiji sabaraha tarifna..?" Ceuk turis nanya ka pelayan
hotel.
" Mirah atuh mung lima belas rebu..!"
" Ari lantai dua sabaraha..?"
" Lantai dua mung sapuluh rebu..!"
" Ari lantai tilu..?"
" Lima rebu..!"
" Hanjakal atuh hotelna ngan ukur tilu lantai, sugan teh aya lima
lantai..!" Ceuk turis bari ngaleos.

Profesor ahli antariksa diwawancara ku wartawan.
"Dina kamajuan teknologi ayeuna, missi ka bulan mah geus teu aneh.
Nu matak sim kuring keur nyiapkeun missi ka panon poe," ceuk
profesor.
"Naha bakal tiasa kitu Pa Profesor?" ceuk wartawan panasaran, "Kapan
tong boro tepi ka panonpoena, dina anggang puluhan kilo meter oge
pesawat antariksa tangtu bakal ancur kaduruk!" ceuk si wartawan deui.
"His, henteu talobeh kuring oge," Ceuk profesor ngeceskeun, "geus
dirancang, eta pesawat cundukna ka panonpoe teh bakal tipeuting!"



Di hiji rohangan rumah sakit umum, perawat keur ngageuingkeun pasen
anu keur tibra sare. Bakating ku tibra, tepi ka kapaksa perawat teh
ngageubig-geubigkeun awak si pasen, malahan terus beungeutna
dikepretan ku cai.
Teu lila si pasen teh ngagurinjal hudang, bari nanya ka perawat,
"Aya naon Suster?" cenah. Ditembal ku perawat, "Ayeuna geus waktuna
nginum pel tidur deui!" pokna bari ngasongkeun pel.



" Mang bade dicampur atawa dipisah..!" Ceuk tukang soto ka mang
Juha, maksudna teh sanguna dipisah atawa dicampurkeun.
" Dicampur we jang..!" Deker mang Juha ngadahar soto semu nu ponyo
pisan, tapi teu kungsi lila mang Juha ngagorowok lantaran dina
sotona aya laler hejoan.
" Sing baleg euy maenya dicampur jeung laler hejo..!"
" Oh janten bade dipisah..!" Tukang soto kalem.
Banyol

Hiji mangsa saurang jalema mabok asup ka hiji bar, ngaliwatan panto
hareup. Kanyahoan ku Bartender bar, buru-buru ngahalangan eta
lalaki, "Teu meunang asup kadieu geus mabok mah!"
Jalema mabok tadi kaluar, tapi terus asup deui, ngan ayeuna mah ti
panto gigir. Kaperego deui ku Bartender "Anjeun teh geus mabok, jadi
tong asup kadieu! Perlu di pang manggilkeun taksi...?"
Nu mabok tea buru-burur kaluar deui, tapi asup deui ti panto tukang.
Kapanggiheun deui bae ku si Bartender anu tadi, bari jeung keuheul
pok si Brtender nyarita, "Lamun silaing wani asup deui, awas,
dibejakeun ka pulisi geura!"
Jalma anu mabok tea ngarenjag jiga nu reuwas, "har...naha silaing
bisa gawe di sababaraha bar euy...?"



Ilaharna peo lebaran, sok loba jalema anu ngadon nyekar ka kuburan.
Kasampak aya lalaki tengah tuwuh keur nyeungceurikan tilu kuburan.
Lantaran harita teh keur loba jalma, atuh nempo paripolah eta lalaki
teh jadi loba anu panasaran.
"Manawi teu kaabotan, dupu eta kuburan anu tilu teh, kuburan saha,
geuning sadayana diceungceurikan?" ceuk salah saurang jalma anu
panasaran.
"Euh anu ieu mah kuburan pun bojo. Sapuluh taun kapengker tilarna
teh, ngaleueut baygon," tembalna.
"Dupi ieu kuburan nu kadua?"
"Ieu oge sami kuburan pun bojo keneh. Lima taun kapengker tilar
dunyana teh. Sami deuih alatan ngaleueut baygon."
"Dupi anu ieu, rupina kuburan putra nya?"
"His, sanes. Ieu oge sami kuburan pun bojo. Nembe sataun maotna teh,
kenging musibat, tulang tangkorakna bencar."
"euleuh-euleuh, geuning ngangge bencar sagala. Panginten tabrakan
waktos tunggang motor?"
"His, sanes. Bencar tulang tangkorakna teh wireh ku sim kuring
dibabuk ku linggis, da bongan nolak nginum baygon."



Geus jadi kabiasaan, lantaran hayang dialungan duit, sinden teh sok
nyambat pejabat. Aya saurang sinden nyambat Danramil, tapi salah
motong laguna. Pokna teh : "Indone mah Bapa Danramil, sia merdeka."



Si Enci lapor ka pulisi, dumeh peuting tadi tokona kagarongan.
Eusina kabeh dikerid ku garong, anu cenah jumlahna lobaan.
"Si Engkoh ditaliang, si Otong diwologod," pokna bari pepeta.
Maksudna mah salakina ditalian, sarta anakna diborogod ku garong tea.
"Ari Enci dikumahakeun?" pulisi nanya.
Si Enci kalahka ngabigeu bari aluman alimen.
"Si Engkoh ditaliang, si Otong diwologod...."
"Enya, eta mah pan si Engkoh jeung si Otong. Ieu mah Enci,
dikumahakaeun ?"
"Ah, embung, ela....," tembalna



Guru : "Mar, naon ari anu disebut abstrak?"
Umar : "Henteu kongkrit Pa."
Guru : "Kumaha maksud henteu kongkrit teh, Ju?"
Juju : "Teu kongkrit teh hartosna teu tiasa katingal, teu tiasa
dirampa, tapi hakekatna aya."
Guru : "Alus, cing bere conto, Unang!"
Unang : "Lancingan Eti, Pa!"

Si Ontohod kacida pohoanana, utamana kana payungna. Unggal poe,
lamun rek indit gawe, manehna sok mawa payung, ngan pas turun tina
beus kotana, eta payung sok tinggaleun bae. Hiji poe pamajikanana
ngawawadian, "Yeuh kang Ontohod, payung teh mahal! maenya kudu
meulian wae payung unggal poe mah. Heug engke deui mah inget-inget
ari rek turun tina mobil teh."
Atuh basa dina hiji mangsa si Ontohod ningal payung dina beus kota
anu biasa ditumpakanana, buru-buru ku manehna dicokot, dibawa balik.
Bari semu atoh pok manehna ngomong ka pamajikanana, "Yeuh, Nyai, teu
poho deui ayeuna mah mawa payung teh."
Pamajikanana colohok, "Akang, akang...., pan basa tadi indit teh
akang poho teu mawa payung!"



"Pajar anjing silaing teh pinter, bisa dititah meulikurupuk sagala.
Geuning sanggeus dibere duit ku kuring teu balik deui?" ceuk si Tomi
ka baturna.
"Sabaraha kitu dibere duitna?" ceuk baturna.
"Sarebu perak!" walon si Tomi
"Paingan atuh ari kitu mah. Lamun dibere lima puluh perak, manehna
bakal balik deui bari mawa kurupuk. Ari dibere sarebu mah kawasna
lalajo heula."



Di Australia waktu aya konprensi asuransi internasional, aya salah
saurang peserta anu ragrag ti hotel tingkat 15 nepi ka maotna.
Ceuk peserta ti Amerika,"Di nagara kuring mah, ieu jalema anu ragrag
teh santunan asuransina bisa cair dina jero saminggu."
Peserta ti Jepang embung eleh. "Komo di nagara kuring mah leuwih
cepet, asuransina bisa cair dina jero dua poe. Kumaha ari di
Indonesia?" pokna bari ngareret ka peserta ti Indonesia.
"Di Indonesia mah leuwih cepet deui. Lamun aya jalema ragrag ti
tingkat 15 nepi ka maotna, di tingkat 10 keneh santunan asuransina
geus di bikeun," tembalna kalem.



Teuing poho teuing rusuh, anu jelas mah sabalikna ti WC, calana bapa
Direktur teu diseletingkeun. Kabeneran katenjoeun ku sekertarisna.
Tapi lamun langsung dibejaan, sieun dununganana kaisinan. Untung we
manggih akal. Dibejaan ku cara dibalibirkeun.
"Bapa, eta panto garasi muka," pokna.
"Ah ceuk saha? Ti tadi oge panto garasi mah geus ditutupkeun," walon
dununganana teu ngartieun kana maksud sekertarisna.
Waktu balik ka imah, calana anu can diseletingkeun tea teh
katingalieun ku pamajikanana.
"Bapa, naha eta teu karaos lancingan teu acan diseletingkeun?"
"Aeh, heueuh geuning", tembalna. Ras we inget omongan sekertarisna
tadi.
Isukna, buru-buru bapa Direktur ngageroan sekertarisna. Pokna, "Lain
Eneng, basa kamari panto garasi muka teh, Eneng ningal Volvo henteu?"
Ah, henteu," tembal sekertarisna, "ningal oge bemo."



"Akang mah, yi, lebaran tos aya welasna kali, baju teh angger we
ieu. Piyama deui, piyama deui," ceuk Sebra ka maung tutul.
Maung tutul gancang nembalan, "Atuh sami bae sareng abdi, cele deui,
cele deui".
baca salajengna..